10 Years Challenge, Hanggini dan Jourdi Pranata Kembali ke Masa SMA

Hanggini dan Jourdi Pranata disatukan dalam nostalgia masa SMA, 10 Years Challenge. Sebuah drama romantis yang baru dirilis VIU. Dan seperti kebanyakan drama romansa remaja saat ini yang sukses bikin baper, Hanggini dan Jourdi Pranata pun tak kalah greget-nya, mengembalikan nostalgia romansa di masa SMA.

10 Years Challenge mengisahkan Atya (diperankan oleh Hanggini), seorang perempuan berusia 27 tahun yang tiba-tiba dicampakkan oleh pasangannya sejak lama, Diga (Michael Olindo). Saat reuni SMA, Atya tak kuasa menahan emosinya saat melihat Diga membawa kekasih baru dan memilih pergi.

Dalam perjalanan pulang, Atya mengalami kecelakaan. Ia mengira dirinya sudah meninggal, namun Atya mengalami peristiwa ajaib. Atya terbangun dan menyadari bahwa dirinya mengulang waktu 10 tahun yang lalu, kehidupan masa SMA dulu. Dalam babak kehidupan ini, ia bertemu Hiro (Jourdy Pranata), serta Diga. Siapakah yang akan ia pilih untuk masa depannya?

Adegan Paling Menantang bagi Jourdy

Bagi Jourdy, sosok Hiro merupakan tokoh yang sangat tahu apa yang ia mau sejak kecil. “Ia suka fotografi, introvert, pernah tinggal di Jepang jadi agak kaku saat harus tinggal di Indonesia,” ujarnya dalam press conference Ten Years Challenge pekan lalu. Dan adegan saat ia harus berdialog dalam bahasa Jepang merupakan momen yang menantang baginya. “Saya harus mempersiapkan adegan ini dengan matang bersama pengajar khusus bahasa Jepang. Dan hasilnya memuaskan,” ujarnya.

Bagi Jourdy, ini adalah kolaborasi pertamanya dengan Hanggini dan Michael. “Namun kami bertiga bisa connect dengan cepat. Karena ceritanya relate dengan kita, bahkan setelah syuting kelar, kita bertiga rencakanan diving bareng,” ujar Hanggini.

Michael tidak menampik bahwa memerankan sosok Diga adalah tantangan tersendiri. “Namun Diga ini mirip seperti saya yang memiliki determinasi dan tahu sekali apa yang dia mau. Saya banyak mengobrol dengan sutradara untuk bisa menampilkan tokoh ini,” ujarnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Hanggini mengungkapkan bahwa film ini memberi pelajaran yang cukup dalam. “Jika bisa kembali ke masa lalu seperti Atya, pelajaran yang aku petik adalah aku tidak ingin menggantungkan kebahagiaan aku kepada orang lain,” ungkapnya. Ia mengingat masa SMA yang ia lalui adalah periode yang menyenangkan dengan teman-teman baru dan tanpa bully.

Sementara Jourdy mengatakan bahwa semasa SMA, ia masih menganggap masa depan adalah momen yang masih jauh dari jangkauan sehingga lebih banyak main, seperti ke warnet. “Seandainya bisa balik ke masa itu, mungkin gue akan kerja dari belasan tahun. Kerja lebih keras lagi. Sekarang pun lagi tertarik mendalami bisnis,” ujarnya sambil tersenyum.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here