Asam lambung atau gerd menjadi salah satu penyakit yang sangat umum dijumpai saat ini. Banyak di sekitar kita, orang-orang terdekat kita atau mungkin Anda sendiri mengalami masalah lambung. Jangan pernah disepelekan, karena asam lambung atau gerd bisa mengancam nyawa kita.
Hampir 90% masalah lambung dan gerd sebenarnya diakibatkan dari kebiasaan makan sehari-hari yang tidak baik. Mulai dari kebiasaan mengonsumsi kopi, minuman bersoda, mengonsumsi makanan tinggi gula, mengonsumsi makanan tinggi lemak seperti gorengan, jeroan, daging berlemak, daging olahan seperti sosis, nugget, dan ham.
Selain itu, waktu makan yang tidak teratur, porsi makan yang tidak terkontrol, hingga obesitas juga memicu gerd. Untuk itu sesungguhnya penting untuk menjaga berat badan kita tetap ideal. “Jaga berat badan Anda tetap ideal, karena obesitas beresiko gerd,” demikian ucap dr Feni Nugraha, MARS, MGizi, SpGK, spesialis gizi klinik yang telah membantu banyak pasien menjalani pola makan sehat serta mencapai berat badan ideal. Di antara pasiennya adalah para selebriti tanah air seperti Nagita Slavina, Olla Ramlam, Edric Tjandra, Aurellie Hermansyah, Putri Indonesia Kezia Warouw.
Akan tetapi, seringkali teman-teman yang menderita gerd kesulitan menurunkan atau mencapai berat badan ideal, karena tentunya mereka tidak boleh “skip” makan atau telat makan. Kemudian, bertanya-tanya, apakah mereka yang menderita gerd boleh melakukan diet untuk menjaga berat badan tetap ideal?
dr. Feni Nugraha menjelaskan, bahwa penderita gerd tetap bisa diet, asalkan melakukannya dengan modifikasi pola makan yang sehat. Berikut, dr. Feni Nugraha memberikan tips pola makan yang sehat untuk penderita gerd.
Pertama, jangan makan porsi besar. “Bagi penderita gerd, juga maag, disarankan makan porsi kecil tapi sering, yang dapat dibagi menjadi 5-6 kali makan dalam sehari. Dengan pola makan seperti ini, maka lambung Anda akan terisi makanan dengan lebih teratur,” jelas dr. Feni Nugaraha.
Kedua, hindari tidur mendekati jam makan. Beri jarak, antara waktu makan terakhir dengan waktu Anda tidur “Jadi, Anda sebaiknya memberi jarak 2-3 jam dari waktu makan terakhhir, baru Anda berbaring.”
Ketiga, Hindari mengonsumsi makanan dan minuman yang meningkatkan asam lambung atau beresiko mengiritasi kerongkongan dan lambung. Contohnya makanan asam dan pedas.
Keempat, mengurangi atau membatasi konsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi, seperti makanan yang digoreng. Makanan dengan lemak tinggi memperlambat pengosongan lambung, yangn membuat perasaan begah, tidak nyaman, penuh di area lambung dan membuat resiko reflux asam lambung meningkat.
Kelima, membatasi atau meninggalkan minuman tinggi gula, minuman berkarbonasi atau bersoda, alkohol dan kopi, karena kopi mengandung kafein, yang dapat meningkatkan resiko reflux asam lambung.
Keenam, menghindari atau membatasi konsumsi makanan yang memproduksi banyak gas di saluran cerna. Seperti nangka, brokoli, kembang kol, dan kol karena dapat memberikan rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan.
Ketujuh, tingkatkan konsumsi serat harian Anda. “Mulailah Konsumsi gizi yang lengkap dan seimbang; karbo sehat, protein hewani dan nabati, lemak sehat, mineral dan vitamin. Tingkatkan konsumsi serat Anda dari sayuran, buah-buahan, nasi merah, nasi hitam, oatmeal, roti gandum, golongan ubi-ubian. Ini seratnya lebih tinggi, membuat kenyang lebih lama, sehingga menahan nafsu makan, membantu memperlambat pengosongan lambung, sehingga juga mengurangi gejala maag,” ungkapnya.