The Matrix Resurrections, sekuel keempat dari trilogi The Matrix yang legendaris rilis di seluruh dunia kemarin, Rabu, 22 Desember. Kehadiran kembali Keanu Reeves dan Carrie Anne Moss yang sudah tidak muda lagi, menuai perhatian sekaligus obat rindu para penggemarnya. Banyak review telah beredar tentang film ini. Sebagian ada yang mengatakan bagus, tapi banyak juga catatan yang kurang baik tentang film ini. The Matrix Resurrections dianggap “membingungkan” dan terlalu “memaksakan” dari segi cerita.
Lain halnya, kalau bicara tentang teknologi. The Matrix Resurrections memang memberikan teknologi yang mutakhir, membuat mata berkelana ke dunia antah berantah. Adegan laga yang dipadu dengan teknologi kekinian, memang keren, sih. Tapi selebihnya,–apalagi–bagi Anda yang tak menonton rentetan trilogi-nya, dijamin akan tersesat dalam dimensi Matrix dan saat keluar bioskop, masih akan kebingungan.
Tetapi terlepas dari semua itu, kalau Anda ingin bernostalgia dengan bintang idola akhir 1990an, Keanu dan Carrie, ya, ini bisa jadi perjalanan nostalgiamu. Carrie Anne Moss, saat ini sudah berusia 54 tahun. Secara fisik, tak bisa dibohongi, sudah menua. Sewaktu syuting The Matrix (1999), Reloaded (2003), dan Revolutions (2003), usianya masih 30an.
Ada satu tantangan saat harus kembali syuting dalam The Matrix Resurrections, yakni harus melompat dari ketinggian dan terbang di film ini. Diceritakan Neo (Keanu Reeves) tak bisa lagi terbang, tapi saat terpepet, justru Trinity (Carrie Anne Moss) memiliki kemampuan itu, dan menolong diri mereka keluar dari ancaman. Trinity si wanita tangguh tak takut ketinggian, tapi masalahnya Carrie takut ketinggian. Lalu, bagaimana ia melakukannya?
“Ya, itu catatan penting. Saya harus akui, saya tidak suka ketinggian. Tapi, saya mencoba melihatnya sebagai tantangan, dan saya berusaha menaklukkan rasa takut itu. Tentu saja, di usia saya ini, harus melakukan latihan. Kami berlatih dari melakukan lompatan-lompatan kecil, sampai harus lompat dari ketinggian sedang, hingga maksimum. Tentu saja dibantu tim yang luar biasa, mereka sangat menolongku. Saya seorang ibu. Saya punya tiga anak, dan saya ingin melakukan adegan ini, jujur, saya ingin melakukannya sendiri. Saya pikir, saya bisa, demi memuaskan penonton saya. Saya hanya butuh, kalian percaya, bahwa saya bisa melakukannya. Dan selanjutnya, saya akan menatap mata kalian penuh percaya diri, dan saya akan terbang dengan segala perlengakapan itu,” ungkap Carrie.
Carrie tak memungkiri, meski dibantu tim dan banyak peralatan, ada momen dimana ia berkaca-kaca juga. Di awal-awal latihan, ia mengaku merasakan tubuhnya bergetar, dan sempat lemas berdiri di ketinggian. “Saya takut, jujur saya takut. Jadi, untuk adegan-adegan ini, saya tidak hanya latihan berulang-ulang. Sebelum melakukan rangkaian latihan itu, saya menghabiskan banyak waktu bermeditasi. Di hotel, saya membuat kamar saya benar-benar gelap, kemudian bermeditasi. Saya benar-benar memvisualisasikan dalam meditasi saya, bahwa saya bisa melompat dari ketinggian, saya bisa terbang. Saya bisa melakukannya. Saya tahu, kalau saya tidak melakukannya sendiri adegan ini, saya akan menyesalinya di kemudian hari,” kenang Carrie.