Layangan Putus, serial ini memang tak henti-hentinya dibicarakan dari berbagai sisi. Dari sisi peselingkuh, sisi orang ketiga, hingga sisi wanita yang diselingkuhi oleh pasangannya. Dikhianati, dibohongi, memang rasa sakitnya luar biasa. Tidak akan pernah dipahami, kecuali kamu merasakan sendiri, gimana rasanya dibohongi secara kontinu plus diselingkuhi oleh orang yang kamu sayangi dan percaya.
Bukan patah hati lagi, tapi hancur sehancur-hancurnya. Rasanya sakit, lemas, tak berdaya, belum berdampak ke aktivitas kita. Nangis adalah salah satu meluapkan rasa sakit itu, tapi kadang menangis pun rasanya tak cukup. Masih menyisakan luka. Bicara pada sahabat, juga salah satu melepas sedih, tapi apakah mereka benar-benar mengerti persaanmu? Ini dia, ketika seorang teman curhat pada kita karena patah hati, kita harus berhati-hati dan bijak menanggapinya.
Seperti di episode 6, saat Kinan akhirnya mengungkapkan kepada 3 sahabatnya: Andre, Lola, dan Dita, kalau Mas Aris berselingkuh, dengan air mata berlinang. Ketiga sahabatnya, prihatin ikut sedih. Maksud hati mau menenangkan, tapi kalimat yang salah, bukannya membuat Kinan tenang, malah marah. Ingat, di episode tersebut, Andre bilang, sebaiknya berpikir positif dulu. Nggak salah, ngomong berpikir positif dulu, tapi masalahnya, ini dalam kondisi hati yang sudah morat-marit, dan memang bukti-bukti sudah mendekati kebenaran. Akhirnya, malah bikin Kinan marah. Lalu, seharusnya bagaimana kita berkata dan bersikap saat teman sedang patah hati? Ini beberapa tipsnya.
- Terkadang Cukup Menjadi “Tong Sampah”-nya, Mendengarkan, dan Mencoba Memahami Situasinya.
Patah hati terkadang bisa membuat seseorang menjadi sangat kalut. Pikiran nggak fokus, yang diketahui dan dirasa hanya sakit. Hanya ingin menumpahkan semua kegalauan ini. Dalam tahap ini, ketika temanmu meminta bertemu dan ingin bercakap denganmu, tentu saja, jangan abaikan. Temui, lalu coba dengarkan saja keluh kesahnya, sambal berusaha menghayati, memahami kalau kamu di posisinya. Kalau tak yakin mau berkomentar apa, lebih jangan berkomentar, dari pada kesannya menghakimi. Ingat, dia beda denganmu dalam menghadapai suatu situasi. Lebih baik kamu bertanya, untuk menelusuri sejauh apa kesakitan yang dirasanya, seperti apa kejadian, atau kronologinya. Kalau sudah cukup paham, baru berkomentar. Atau, tunggu dia yang meminta pendapatmu atau komentarmu.
- Urungkan Niat Untuk Memintanya Agar Tidak Patah Hati
Helo, namanya lagi sedih, lagi patah hati, masa harus dipaksa “Please, jangan patah hati”. Saat sedih, ya, memang rasanya sedih, tidak baik juga mengabaikan perasaan sedih. Ada saatnya memang, “It’s Ok Not to Be Ok” karena kenyataannya memang demikian. Menyuruhnya untuk tidak patah hati, jatuhnya jadi basa-basi. Sama saja kamu seolah tak berempati. Buat yang lagi patah hati, rasanya nggak enak banget lho, dengar kalimat ini. NGgak membuatnya lebih tenang. Berikan dia support, just listening to her!
- Berperan Netral, Berikan Dukungan, Jangan Keburu Ikut Menjelek-Jelekkan Pasangannya
Sebagai sahabat, pastinya kita gemas melihat sahabat kita sakit hati. Apalahi sampai kecewa berkali-kali. Namun sebagai teman yang baik pula, pada akhirnya yang kita lakukan Cuma mendukung keputusannya dan memberi saran saat ia membutuhkannya. Berharap si sahabat akan segera sadar untuk membuat keputusan terbaik, tanpa harus menjelek-jelekkan pasangannya.