Di masa kelam tidak menentu ini, mungkin hanya sedikit musisi yang mau menelurkan album, single seakan menjadi pamungkas. Namun tidak bagi Alamprabu atau yang akrab disapa PRABU, yang pada 25 Februari 2022 lalu merilis album self-titled-nya yang diberi judul“Prabu”.
Prabu yang berprofesi sebagai Praktisi Ilmu Komunikasi ini, sebenarnya telah mencintai musik sejak kecil. Penikmat musik Sabbath, Hendrix, Nirvana dan Iwan Fals ini pun pernah tergabung dalam sebuah grup band, hingga akhirnya putar haluan untuk fokus pada studinya di luar negeri.
“Sudah lama pingin bikin album. Dari dulu sering bikin lagu tapi tidak dipublikasikan. Lama vakum lalu saat kembali ke Indonesia, ketemu teman-teman yang komplain kenapa gak di rilis aja karya-karya loe. Karya seni itu kan sebuah kekayaan intelektual yah, itu yang meyakinkan pada akhirnya untuk publish karya-karya gue”, ungkap Prabu.
Album Prabu ini berisi 8 track lagu yang menyuguhkan sesuatu yang lebih untuk di dengar. Prabu menghadir musik dengan berbagai genre didalamnya. Yang menarik di cover album ini adalah pasfoto Prabu saat masih kanak-kanak.
“Alasan kenapa album ini diberi nama Prabu, karena orang-orang taunya gue Prabu aja gitu. Dan nama Prabu adalah nama yang ada di Indonesia, nama yang gampang disebut, ya sudah lah pake itu aja. Lalu filosofi dibelakang kenapa gue menjadikan pasfoto raport SD gue menjadi cover album ini, karena ini memang album pertama gue yang bener-bener di-publish. Gue merasa masih anak baru disini dan inilah musik yang apa adanya yang gue tahu. Gue enggak melebih-lebihkan,apa adanya gue”, jelas Prabu tentang isi albumnya.
Prabu meramu lagu-lagu di album ini bersama rekan musisinya, Bally. Meski digarap tidak dalam waktu yang lama, mereka meramu setiap lagunya dengan serius dan ada pengembangan secara aransemen musik disetiap lagunya.
“Prabu ini sebenarnya otaknya gue dan teman gue, Bally. Kita udah lama nge-band bareng dan saat kita ketemu lagi itu kita aransemen semua lagunya berdua. Jadi menariknya album ini menyuguhkan banyak hal yang beda disetiap lagunya. Gue pengen pendengarnya nanti bisa menikmati keberagaman dari album ini”, ucap Prabu.
Lagu “Album Foto” menjadi lagu yang diperkenalkan, bukan karena lagu ini dianggap lagu andalan atau merepresentasikan seorang Prabu, tetapi karena lagu ini ada untuk didengar. Pesona pada nada dan lirik yang sangat sederhana begitu mudah dinikmati dan didendangkan, baik di saat sendiri bersama keluarga, teman, sahabat atau kekasih. Begitu liriknya didendangkan membawa imajinasi kita dibawah sinar rembulan, disepoi angin malam.
Sungguh sebuah pilihan yang berani karena mungkin lagu “Album Foto” tidak merepresentasikan Prabu secara keseluruhan. Bukan pencitraan kalau anak sekarang bilang, karena daya tarik Album Prabu ini akan semakin ditemukan disaat mendengarkan lagu yang lain seperti seperti lagu ke-4 yang berjudul “Dimana Siapa”, yang menghadirkan sebuah perenungan dialektika. Mempertanyakan eksistensi pembawa angkara seakan menjadi *hymne* kemerdekaan berfikir.
Atau pada lagu “Polaris” begitu mendengarnya akan membawa kita ke sebuah pengalaman hidup yang mungkin akan selalu terkenang. “Relakan aku yang tak pernah bisa dengan mu”. Lirik ini akan mengajak pendengar untuk kembali ke masa itu but in a good way.
Tembang ke-3 “Ranting” mungkin menjadi lagu yang mungkin merepresentasikan album Prabu, karena didalamnya pendengar bisa merasakan aransemen yang membangun intensitas seperti periode tenang tapi memberikan sensasi kalau sesuatu bisa terjadi in any given time. The calm before the storm yang memberikan benang merah pada lagu-lagu yang lain di album ini.
Sensasi humor bisa dirasakan di lagu ke-6 dengan judul “Dug-dug tak dug”, lagu yang akan menyegarkan pendengarnya seperti kopi pahit yang bikin kita terbangun lalu berguman “Apa tadi yang barusan gue dengar?”.
Lalu lagu “Angin” memberikan nada riang membuat anda ingin melompat mengikuti alunan gitar, bass dan drum. Bayangkan mendengarkan lagu ini saat menyetir mobil atau road trip dengan jendela mobil terbuka dan angin segar yang bertiup.
Prabu juga menyuguhkan 2 lagu berbahasa Inggris yang sangat easy listening yaitu “Jazzy” sebagai lagu pertama dan “In Blue” sebagai lagu penutup di album ini. “Jazzy” mampu menyuguhkan lirik yang sendu namun dengan nada yang gembira sebuah paradox yang menyenangkan untuk didengar. Sedangkan “In Blue” sebagai lagu penutup adalah lagu yang sempat dipersembahkan pada John Lennon Song Contest pada malam tahun baru 2022. Lagu ini sangat ear catchy untuk dinyanyikan bersama. Dan tidak aneh bila akan banyak digunakan pada Instagram reels, video TikTok atau Youtube shorts.
“Karena ini sebuah karya untuk didengarkan, kalo masalah apresiasi atau tidak, gue kembalikan kepada yang mendengar yah. Itu udah kemerdekaan mereka untuk memberikan penilaian terhadap sebuah karya. Gue hanya berharap album ini ada untuk bisa didengarkan dan dinikmati”, tutur Prabu.
Overall Album Prabu ini “More than meets the eye”. Dalam hal ini tentunya kuping anda, karena Prabu sebagaimana album covernya memberikan kesan kepolosan anak kecil dalam bermusik dengan lintas genre yang tidak terduga-duga. Album “Prabu” menghibur dengan menyuguhkan sesuatu yang lebih bagi pendengarnya.
Prabu Album Track :
1. Jazzy
2. Polaris
3. Ranting
4. Dimana Siapa
5. Angin
6. dugdugtakdug
7. Album Foto
8. In Blue