Gaya ketukan ala timur yang berpadu dengan street style pada awalnya disensor dan tidak disukai di Korea Selatan. Namun seiring berjalannya waktu dan penerimaan publik, genre ini berkembang pesat hingga mampu menduduki puncak tangga lagu dan menjadi jenis musik arus utama di negeri ginseng tersebut.
Tidak hanya gaya rap yang menjadi pemimpin tren, tetapi genre ini telah membangun budayanya sendiri untuk mewakili negara yang sebagian besar penduduknya homogen itu. Hanya saja berbeda dengan agensi hiburan lainnya, kancah hip-hop terdiri dari label-label kecil yang hanya berspesialisasi dalam genre tersebut.
Ingin berkenalan dengan musik hip-hop ala Korea? Berikut 9 pemain kelas berat yang mampu membuat gebrakan di kancah musik global.
AOMG
Singkatan dari “Above Ordinary Music Group,” AOMG didirikan pada tahun 2013 oleh Jay Park dan tidak diragukan lagi merupakan label paling trendi di industri musik saat ini dengan menampilkan musik, baik yang dilakukan secara mainstream alias arus utama maupun underground atau bawah tanah.
Sejak didirikan, dunia musik telah menyaksikan kebangkitan hip-hop yang meroket di Korea, dan label rekaman ini telah berada di garis terdepan dari itu semua. Label ini juga mempersenjatai diri dengan menawarkan lagu-lagu yang menghubungkan hip-hop, hard rap dan R&B serta dinaungi filosofi yang didasarkan pada “kebebasan kreatif.”
Banyak artis mereka yang juga menjadi otak di balik program kompetisi rap seperti Mnet “Show Me the Money” dan “High School Rapper,” yang telah membantu mempopulerkan genre tersebut.
Meliputi musik dari hip-hop hingga R&B, label ini juga membanggakan beberapa nama besar. AOMG saat ini menampung 20 artis, termasuk rapper, vokalis, produser, dan DJ. Nama-nama yang masuk dalam agensi, termasuk didalamnya produser seperti Gray, Code Kunst, Loco dan Lee Hi.
Februari lalu, Yugyeom dari boy band GOT7 bergabung dengan AOMG setelah kontraknya dengan JYP Entertainment berakhir. Selain itu, rapper Coogie juga masuk menjadi wajah terbaru dalam daftar tersebut.
Baru-baru ini, Jay Park mengundurkan diri dari posisi CEO, meskipun ia masih tetap menjadi penasihat agensi.
H1ghr Music
Didirikan bersama oleh Jay Park dan mitranya dari Amerika Cha Cha Malone pada tahun 2017, H1ghr Music adalah perusahaan yang mempelopori gelombang hip-hop berikutnya. Dengan ambisi untuk menampilkan bakat yang belum ditemukan dalam R&B dan hip-hop, agensi telah menjelaskan tentang para virtuoso pemula.
Agensi tersebut sekarang menjadi tempat bernaung beberapa artis terhebat dari generasi ini, termasuk rapper pH-1, produser Groovyroom dan Jay B dari GOT7, adalah beberapa nama diantaranya, dan nama-nama besar ini membuat terobosan yang berani lewat suara mereka.
Kumpulan seniman berbakat H1ghr Music dikenal karena membentuk kembali definisi hip-hop. Beralih dari rap arus utama, para rapper pelopor baru ini menawarkan aliran, suara, suasana hati, dan kepositifan yang trendi namun baru melalui lirik yang dihasilkan.
Mereka tidak hanya dapat mendorong batas-batas musik melalui lagu, tetapi para artis juga layak secara komersial. Sik-K adalah tokoh musik populer dan ikon mode, telah membuat penampilan khusus di pertunjukan runway untuk koleksi musim gugur-musim dingin Off-White tahun 2020.
H1ghr Music juga terkenal karena merilis lagu-lagu yang menampilkan seluruh daftar lagunya. Pada tahun 2020, label tersebut meluncurkan album kompilasi dua bagian berjudul “Red Tape” dan “Blue Tape” dan memenangkan penghargaan label of the year dan video of the year di Korean Hip-hop Awards 2021.
The Black Label
Didirikan oleh produser YG Entertainment Teddy Park pada tahun 2016, The Black Label adalah anak perusahaan dari salah satu agensi terkuat di industri K-pop, YG Entertainment.
Agensi ini awalnya dimulai dengan menaungi artis hip-hop seperti produser Kush, Zion. T, R.Tee, Vince dan Okasian. Tapi kemudian terus memperluas daftarnya dengan menambahkan Jeon Somi, mantan anggota girl grup I.O.I, dan model cilik Amerika Ella Gross.
The Black Label telah terlibat dengan banyak acara hip-hop di Korea, berkat kemunculan Zion.T di tiga musim “Show Me the Money,” yang diakui karena keterampilan musiknya dan sebagai mentor. Artis lain juga terus mengukir jalan untuk diri mereka sendiri dengan membawakan lagu-lagu hip-hop dan R&B yang segar.
DPR
DPR yang satu ini bukan Dewan Perwakilan Rakyat yang sering membuat netizen Indonesia kesal ya yeorobun. DPR merupakan singkatan Dream Perfect Regime, sebuah grup multigenre di dunia hip-hop Korea dengan anggota yang terdiri dari seniman dan visioner dalam musik dan seni visual. Bersama dengan videografer dan penyanyi-penulis lagu DPR Ian, sembilan anggota, termasuk DPR Live, Ian, Rem dan Cream, membentuk label tersebut.
Terkenal dengan tag watermark “Coming to you live”-nya, DPR Live membawa suara studionya ke publik dengan EP “Coming to You Live” pada bulan Maret 2017. DPR Ian mendapatkan gelarnya sebagai sutradara video dan dikenal karena mengarahkan video musik milik Taeyang “Wake Me Up”.
Sejak saat itu, DPR membangun karir yang solid sebagai label independen dan memperluas cakrawala dengan terus memanjakan penonton melalui musik dan proyek yang unik namun kreatif.
Para awak DPR berusaha lebih keras lewat kolaborasi dengan Organisasi Pariwisata Seoul untuk kampanye “Your Seoul Goes On” tahun lalu. DPR Live dan DPR Cream juga bekerja sama dengan konglomerat Lotte Group untuk jingle komersial di bawah “New Today, Better Tomorrow.”
Just Music
Just Music, juga dikenal sebagai Linchpin Music, didirikan oleh Swings pada tahun 2009 ketika ia berada di bawah label Brand New Music. Saat ini merupakan rumah bagi artis seperti Han Yo Han, model Park Sung Jin, yang menggunakan Jimmy Paige sebagai nama panggungnya, dan Giriboy.
Pertama kali diluncurkan pada tahun 2012, kompetisi “Show Me the Money” besutan Mnet meningkatkan pertumbuhan hip-hop dengan memungkinkan para rapper di komunitas underground untuk mendapatkan ketenaran, sama seperti label yang membawahi para rapper itu juga mendapatkan popularitas melalui pertunjukan. C Jamm dan Vasco, yang sekarang dikenal sebagai Bill Stax, adalah dua dari banyak rapper yang menemukan kejayaan melalui pertunjukan di bawah Just Music, meskipun Bill Stax meninggalkan label tersebut pada tahun 2018.
Rapper di bawah Just Music juga terkenal karena mencerminkan kepribadian mereka dengan membawakan lagu-lagu mereka yang terasa mentah, memberikan kegembiraan dan penuh semnagat. Banyak musisi cenderung mengeluarkan pemikiran dan keyakinan mereka dengan lirik yang kreatif namun jujur, dan album kompilasi label ini yaitu “Ripple Effect” dan “We Effect”, yang masing-masing dirilis pada tahun 2014 dan 2017, dengan jelas menunjukkan kepribadian musik mereka yang khas.
VMC
VMC, atau Vismajor Company, dimulai sebagai kru yang disebut “Vismajor” pada tahun 2011, terdiri dari Deepflow, Babynine, Wutan dan Ven. Label rekaman tersebut kemudian didirikan sebagai label independen pada tahun 2014, dan dipimpin oleh Row Digga dan Deepflow, yang dikenal sebagai salah satu mentor untuk seri kompetisi hip-hop “High School Rapper.”
Tidak seperti label lain, VMC terkenal dengan beberapa album hip-hop klasiknya. LP ketiga Deepflow, “Yanghwa,” dirilis pada tahun 2016, dipuji karena membawa lagu hip-hop nyata kepada publik, dan memberinya kemenangan sebagai artis terbaik tahun ini di ajang Korean Music Awards.ke-13.
LP pertama Nucksal, “The God of Small Things,” juga dirilis pada tahun 2016, menjadi pusat perhatian dengan menyampaikan pesan melalui musik bahwa setiap awan memiliki lapisan perak.
Saat ini, VMC adalah rumah bagi rapper terkenal seperti Don Mills, Los dan Rohann, dan mengelola produser, DJ, engineer, dan desainer.
1llionaire Records
1llionaire Records, yang sekarang telah bubar, berdiri pada tahun 2011 dan telah mengendalikan permainan rap selama hampir satu dekade dengan hanya tiga artis yaitu Dok2 dan The Quiett, yang memimpin label tersebut, ditambah dengan Beenzino. Ketiganya menguasai pasar dengan mengutak-atik performa hip-hop di Korea.
Di antara banyak label hip-hop, 1llionaire adalah yang tercepat dalam beradaptasi dengan West Coast G-funk, dan gaya khas ketiganya adalah musik trap. Dok2 dan The Quiett memainkan peran penting sebagai mentor di musim ketiga “Show Me the Money,” dan Dok2, khususnya, membuat perubahan besar dengan memperkenalkan “money swag” dan memengaruhi aliran dan ritme musik trap.
Trek bergaya trap yang ditulis oleh tandem tersebut selama program, seperti “YGGR,” yang dibawakan oleh Bobby dari boy band iKON di babak semifinal, menjadi sensasi di tahun 2014, menciptakan tren hip-hop besar tahun itu.
Grup beranggotakan tiga orang ini juga menjadi besar dengan melakukan tur di Amerika Serikat dan mengekspor musik hip-hop Korea, tetapi sayangnya label ini harus membubarkan diri karena Dok2 dan Beenzino mengumumkan kepergian mereka dari label tersebut pada tahun 2020.
Ambition Musik
Ambition Musik didirikan oleh CEO 1llionaire Records, The Quiett dan Dok2 pada tahun 2016 untuk satu tujuan yaitu mengakomodir artis-artis yang sedang naik daun dan mengeluarkan lagu-lagu yang berbeda dari 1llionaire Records.
Awalnya, label ini hanyalah sebuah label kecil yang hanya mengelola tiga rapper yaitu Kim Hyo Eun, Changmo dan Hash Swan. Tapi sekarang, agensi tersebut telah menambahkan lima pendatang baru lagi ke dalam daftar, terdiri dari Ash Island, produser Way Ched, Leellamarz, Zene the Zilla dan Don Malik.
Label ini membanggakan salah satu pahlawan rap terbaik tetapi tidak selalu mengejar gaya yang sesuai dengan definisi standar hip-hop dalam kamus. Leellamarz adalah pemain biola yang berubah menjadi rapper, Changmo menggunakan piano sebagai keahliannya dan Ash Island membentuk kembali melodi hip-hop dengan menyanyikan rap. Dengan tag produser ikoniknya “Way Ched, It’s Your Way,” Way Ched juga terkenal karena berkolaborasi dengan artis dari perusahaan hip-hop terkenal lainnya seperti Trade L dari H1ghr Music.
Setelah menambahkan lebih banyak nama ke labelnya, Ambition Musik mendapat penghargaan sebagai label atau crew of the year di Korean Hip-hop Awards 2020.
Wavy
Wavy didirikan oleh penyanyi-penulis lagu Colde pada tahun 2018 dan dimulai sebagai label yang membawahi satu orang artis ketika ia mengeluarkan EP solo pertamanya, “Wave,” pada bulan September tahun itu. Sekarang, agensi memainkan peran penting dalam dunia musik Colde.
Colde sering menggambarkan Wavy sebagai label yang melakukan musik “tidak konvensional dan avant-garde” dengan banyak sentuhan digital. Juga, seperti yang ditunjukkan oleh nama labelnya, seperti bagaimana Wavy mengingatkan pada “gelombang”, riak gelombang yang terus berubah menambah lebih banyak keragaman pada musik.
Dari R&B dan hip-hop hingga indie, Wavy adalah label yang memungkinkan musik berbicara sendiri. Agensi ini sekarang menampung tujuh artis, termasuk Apro, Khakii dan band bentukan sendiri Wave to Earth.