Vidio adalah layanan streaming Indonesia yang sekaligus bisa menjadi alternatif lain untuk menonton video yang ada di YouTube. Situs web Vidio ini cukup populer digunakan millenial sampai orang tua mengingat banyaknya konten
berbasis Indonesia.
Selain menyediakan tayangan hiburan seperti film nasional, Hollywood, anime, sinetron, dan tayangan olahraga, di Vidio kamu juga bisa menonton siaran live streaming dari berbagai televisi nasional. Jangan khawatir, bagi pecinta drama Korea, kamu juga bisa menonton tayangan drakor favorit kalian di Vidio, lho.
Nah, berikut ini ada 3 rekomendasi film komedi Indonesia yang cocok untuk jadi teman akhir pekanmu.
1. Kapan Kawin (2015)
Film ini berkisah tentang seorang gadis bernama Dinda yang mencoba mencari pendamping hidup karena selalu didesak oleh orangtuanya. Ia yang seorang manajer hotel sukses, akhirnya memilih menyewa pacar bayaran seorang aktor teater idealis bernama Satrio.
Awalnya mereka memang hanya berpura-pura menjalin kasih, namun Satrio tampaknya memendam rasa yang tulus pada Dinda meski akhirnya mereka harus menghadapi ujian yang lebih rumit yakni terkait restu keluarga Dinda.
2. Hangout (2016)
Film komedi horor ini bercerita tentang perjalanan sekelompok figur publik yang berujung maut. Berawal dari undangan seorang pria misterius bernama Toni Sacalu yang mengundang hangout 9 publik figur di sebuah villa di pulau kecil untuk kepentingan bisnis.
Namun, sesampainya di sana, masalah mulai muncul yang diawali dengan matinya Mathias Muchus akibat keracunan makanan. Figur publik yang tersisa pun harus terjebak di pulau tersebut karena perahu yang menjemput mereka akan tiba dalam 5 hari kemudian.
Setelah kejadian itu, mereka yang tersisa harus bertahan hidup. Di tengah situasi menegangkan, rahasia siapa yang membunuh mereka pun mulai terkuak.
3. Cek Toko Sebelah (2016)
Film ini berkisah tentang kehidupan keluarga keturunan Tionghoa yang memiliki tradisi untuk meneruskan usaha keluarga. Erwin (Ernest Prakasa) dan Yohan kakaknya harus menghadapi konflik keluarga yang tak mudah.
Sebagai seorang yang memiliki pekerjaan bagus dan pendidikan tinggi, Erwin harus berkonflik dengan dirinya sendiri ketika diminta untuk melanjutkan usaha toko milik ayahnya. Konflik keluarga sederhana ini pun terasa lebih menyentuh ketika dihadapkan pada peran anak dan orang tua dalam menjalin hubungan.