Membahas soal hubungan, sudah pasti memiliki lika-likunya sendiri. Apa saja bisa menjadi masalah, hal sepele yang dibuat besar, atau hal yang sebenarnya besar malah dianggap tidak penting.
Bimbang antara cinta atau ego yang mengendalikan. Jika cinta yang mendominasi, hubungan bisa terasa manis sekali. Namun jika ego yang mengendalikan, bagaimana ya rasanya?
Ego memang penting karena merupakan salah satu alat pemikiran agar kita tetap sadar dan berpikir secara realistis. Tapi selalu ingat ya, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Apalagi jika egonya sudah mendominasi hubungan. Seperti apa sih tanda-tandanya?
Yang pertama, jika kamu mementingkan egomu, pasti kamu sudah tidak memikirkan perasaan pasanganmu lagi. Kamu akan berfokus pada perasaan dan kondisi diri sendiri. Padahal bukan hanya kamu lho yang ingin dimengerti, ingat itu.
Nah, dikarenakan mementingkan diri sendiri itu timbullah sifat defensif dan menghindari percakapan. Sesuatu yang seharusnya bisa dibicarakan baik-baik dan mendapatkan solusi malah kamu hindari demi mementingkan egomu sendiri.
Kamu berlagak seolah-olah pasanganmu mengetahui segala isi hati dan pikiran kamu. Padahal ia hanya pasangan kamu lho, bukan cenayang yang bertugas meramal kamu. Pemikiran itu bisa membuat miskomunikasi dan malah berujung salah paham, bahaya jika tidak diselesaikan.
Dengan itu, kamu selalu ingin mendapatkan perhatian lebih dari pasangan. Jika pasangan kamu tidak bisa memenuhi ekspektasi, kamu malah sibuk mencari perhatian atau masalah di luar hubungan yang mana memperparah situasi.
Kemudian dengan kamu yang ber-ego tinggi akan selalu merasa benar dan fokus mencari kesalahan pasangan. “Kamu hanya fokus untuk menjadi “benar” dan siapa yang salah,” tulis Irma Gustiana, Psikolog Anak, Pertumbuhan Diri, dan Pelatih Orang tua di unggahan Instagramnya.
Lebih lanjut jika kamu memiliki cara pandang yang berbeda dengan pasangan, kamu malah mudah tersinggung. Padahal pandangan yang berbeda adalah hal yang wajar, bisa dibicarakan baik-baik, bukan malah memaksakan pikiran sendiri ya.
Yang terakhir ialah pandangan terkait sosial atau sekitar. Kamu akan mementingan bagaimana lingkungan kamu memandang kamu dengan pasangan. Sibuk membangun keromantisan yang hanya untuk dipertontonkan namun bukan dari hati demi kebahagiaan bersama.
Tidak semuanya harus dipikirkan sebegitu kerasnya, terkadang kita hanya perlu menggunakan hati untuk meredakan masalah dalam hubungan. Jadi, hati-hati dengan ego, harus dijaga baik-baik!