Serial dokumenter kejahatan terbaru Netflix, In The Name Of God: A Holy Betrayal, baru saja tayang di platform streaming Netflix pada Jumat (3/3) dan langsung trending hingga picu kemarahan publik. Serial ini sangat tidak direkomendasikan bagi pemirsa berhati lemah, saking mengerikannya kisah yang ada di dalamnya.
Peringatan pemicu serial ini termasuk pelecehan anak, ketelanjangan, kekerasan seksual, dan bunuh diri, tetapi bahkan beberapa pemirsa yang tahu apa yang akan terjadi tidak siap menghadapi kengerian yang akan mereka lihat.
“In The Name Of God: A Holy Betrayal” menceritakan kebangkitan dan kejatuhan beberapa pemimpin sekte Korea yang memanipulasi dan mengeksploitasi pengikut mereka dengan cara yang keji.
Tiga episode pertama, khususnya, mengejutkan penonton dengan dramatisasi mengerikan aksi Sekte JMS, pimpinan Jeong Myeong Seok. Bagaimana ia menggunakan dalih penginjilan sebagai kedok untuk pelecehan seksual terhadap ratusan korban wanita.
JMS, kultus atau sekte didirikan pada tahun 1980. Pendirinya, Jeong Myeong Seok, mengatasnamakan dirinya “mesias baru” atau “sang juruselamat”, Tuhan itu sendiri.
Pada 2009, Jeong Myeong Seok dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena pemerkosaan. Sebelum penangkapannya, pemimpin sekte ini melarikan diri dari Korea Selatan dan dilaporkan telah memerkosa hampir seratus mahasiswa di Taiwan. Pada saat dia dibebaskan dari penjara pada tahun 2018, gerakan JMS telah menyebar ke lebih dari 70 negara.
Sedihnya, korban Jeong Myeong Seok hanyalah beberapa dari sekian banyak yang dimanfaatkan oleh para pemimpin sekte dalam serial tersebut.
Kini, penonton tidak hanya mengungkapkan rasa jijik dan marah, tetapi juga bersimpati kepada para korban yang masih berjuang hingga saat ini.
Selain itu, beberapa pemirsa menyerukan kepada penggemar K-Pop untuk mengambil tindakan dengan memboikot album yang dijual oleh Synnara Records. Synnara Records didirikan oleh pemimpin sekte Kim Ki Soon pada tahun 1982. Dia telah dituduh bertanggung jawab atas beberapa kematian, termasuk seorang anak berusia 7 tahun.
Berani menonton serial dokumenter “In The Name Of God: A Holy Betrayal”? Kamu bisa simak trailer-nya di bawah ini!