“Ini adalah kenyataan hidupku, suaraku. Saya lelah berjuang, dan menyembunyikan masa lalu hidupku yang kelam.”
Dalam artikel sebelumnya berjudul, “Miris, Mena Suvari Ungkap Diperkosa di Usia 12 Tahun” dikisahkan bagaimana Mena Suvari, bintang film kelas Oscar American Beauty (1999) mengungkapkan sisi gelap kehidupannya, yang banyak orang tak tahu. Di usia 12 tahun, Mena diperkosa oleh teman kakaknya. Di usia 15 tahun ketika mencoba meniti karier di Hollywood, ia dipaksa melakukan hubungan seks oleh manajer yang dianggapnya teman dan pelindung.
Harga diri Mena jatuh sejatuhnya. Hingga ia lari ke obat-obatan, yang dianggapnya, pelipur lara atau obat yang membuatnya sesaat lupa akan kepahitan hidupnya. Dan jujur saja, pergaulan Hollywood menyediakannya, minuman keras dan obat-obatan.
Mena muda berpindah dari satu klab malam ke klab malam lainnya. Menenggak obat keras, untuk menghilangkan rasa sakit. Dan di bawah pengaruh obat-obatan, kadang ia tak sadar, kala lelaki lain memanfaatkan tubuhnya. “Saya menganggap obat-obatan, miras, mampu menghilangkan rasa sakit ini. Saya hanya berusaha bertahan. Tapi hidupku berubah, lebih menyedihkan,” kenang Mena.
“Dipaksa Nge-Seks Bertiga”
Saat menginjak usia 17 tahun, Mena bertemu seorang pemuda bernama “Tyler”. Diharapkan, menjadi sosok pria yang mampu memberinya rasa nyaman dan aman, ternyata Tyler hanyalah bentuk lain monster dalam hidupnya. Tyler melakukan kekerasan seksual dan emosional pada Mena selama 3 tahun berhubungan.
Bahkan Tyler memaksa Mena untuk melakukan hubungan seks dengan lebih dari dua partisipan atau ThreeSome. Tyler membawa pulang wanita ke apartemen mereka, dan mereka melakukan seks bertiga.
“Saya sempat berpikir, mungkin memang begini rupa sebuah hubungan: teriakan, makian, paksaan dan kekerasan,” ungkap Mena dalam Memoirnya. Sungguh, Mena tak tahu lagi bagaimana sesungguhnya suatu hubungan yang lumrah atau seharusnya. “Saya merasa, semua interaksi yang saya lalui sama seperti ini. Dari KJ hingga Tyler, ini seperti proses menuju kerusakan diri saya. Apa benar harus seperti ini?”
Mena menemukan penghiburan lewat berakting. Kepahitan hidup sejenak terlupakan kala ia berhadapan dengan kamera. Setelah perannya di American Pie (1999), namanya melambung, dan ditarik ke film kelas Oscar American Beauty, dimana ia menjadi obyek nafsu pria paruh baya—dibintangi Kevin Spacey. Peran ini membawanya ke jajaran aktris kelas A, kala ia mendapat nominasi Peran Pembantu Terbaik versi BAFTA.
“Itu adalah pengalaman yang luar biasa. Diberi kesempatan untuk bekerja dan mengekspresikan diri saya, tepat ketika saya butuh menyelamatkan diri saya dari kehancuran,” ungkapnya.
Meski prestasi telah mengobati luka, dan menyinari ruang kehidupannya yang gelap, Mena terkadang masih merasa menjalani dua sisi kehidupan. “Di luar saya terlihat menyenangkan, berprestasi, dan menjadi orang yang berguna, tapi di dalam, saya masih berusaha keras menyembuhkan luka.”
Dengan paksa, Mena memutuskan hubungan dari Tyler dan menghentikan kecanduannya pada obat-obatan lewat terapi serta pertolongan teman-temannya.
Pada 2016, Mena bertemu dengan Mike Hope di lokasi syuting film produksi Hallmark, I’ll Be Home for Christmas. Mereka saling jatuh cinta dan akhirnya menikah pada 2018. “Ini adalah pertama kalinya, saya merasa saya ingin membangun keluarga dengan seseorang.” Kata Mena, yang sebelumnya pernah menikah dan bercerai dua kali. “Saya mengandung anak Mike, ketika saya selesai menulis Memoir ini.”
Anak mereka, adalah karunia terinda bagi Mena. Lahir pada April 2021. “Ini adalah kenyataan hidupku, suaraku. Saya lelah berjuang, dan menyembunyikan masa lalu hidupku yang kelam. Saya harap dengan pengalaman saya ini, saya bisa membantu kalian di luar sana, untuk menyadari, betapa kalian berharga. Semoga kisahku bisa menginspirasi kalian.”