Kekayaan warisan budaya dan kreativitas mutakhir Indonesia memukau panggung dunia saat film fashion “Purun” karya Merdi Sihombing, dan disutradarai oleh Ignatius Raditya Bhramanta, meraih kemenangan bergengsi di 2024 PayPal Melbourne Fashion Festival – Fashion Film Awards yang digelar Februari lalu. Pencapaian yang luar biasa ini menyoroti bakat luar biasa para sineas dan desainer Indonesia, memperkuat suara mereka di kancah global.
“Merupakan suatu kehormatan bisa bercerita dan membagikannya ke dunia. Saya bersyukur atas kesempatan melakukan apa yang saya cintai. Melalui film ini, saya ingin mengungkapkan bahwa banyak sekali kekayaan yang ada di bumi ini. Bahkan tanaman purun yang tumbuh liar pun bisa diolah menjadi karya seni yang menjadi merek dengan nilai jual tinggi, serta mampu memberikan mata pencaharian bagi masyarakat desa. Sebetulnya secara konsep film ini seperti dokumenter, tapi diberi sentuhan kontemporer agar tercipta sinematografi yang estetik,” kata Ignatius Raditya Bhramanta, sutradara film Purun, atau dikenal sebagai Bramsky.
“Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dengan bangga menyambut kemenangan luar biasa dari film fashion ‘Purun’ di Melbourne Fashion Festival – Fashion Film Awards 2024,” ungkap Ni Made Ayu Marthini, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, “Pencapaian ini bukan hanya merupakan kesuksesan bagi industri fashion dan film Indonesia, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di panggung global.”
Film “Purun” mengangkat kisah menyentuh yang merayakan harta tersembunyi: tanaman purun, sumber daya alam asli Indonesia. Berlatar di lahan gambut Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan, film ini dibuat sebagai laporan kerja program pemberdayaan perempuan di dua area tersebut, yang merupakan program dari Badan Restorasi Gambut (BRG), dan didanai oleh United Nations Development Program (UNDP).
“Saya mendapat kehormatan untuk berkontribusi dengan mengajarkan mereka teknik kerajinan tradisional. Dengan keterampilan ini, mereka dapat mengubah tanaman purun yang tumbuh liar menjadi produk sehari-hari yang bernilai tinggi yang indah. Kreasi ini berpotensi menjadi sumber pendapatan berkelanjutan bagi masyarakat tersebut. Disutradarai oleh Bramsky yang visioner, dan didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, serta Gelanggang Inovasi & Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM), “Purun” mengajak penonton masuk ke dalam suatu perjalanan yang menawan dan menyaksikan perpaduan antara warisan budaya, semangat inovatif, dan keindahan alam yang menakjubkan, yang menunjukkan bagaimana program ini telah berhasil memberdayakan perempuan-perempuan tulang punggung perekonomian keluarga di lahan gambut dengan mengubah sumber daya lokal menjadi peluang ekonomi, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan mereka,” ungkap Merdi Sihombing, Desainer Fashion Adat, dan juga pencipta film Purun.
“Kemenangan ‘Purun’ sangatlah layak. Film ini menangkap dan memanfaatkan kekuatan bercerita tentang budaya, warisan, dan seorang desainer yang bekerja sama dengan komunitasnya untuk menghormati kerajinan dan serat tradisional. Penggabungan visi seorang desainer dan keterampilan turun-temurun ke dalam konteks kontemporer,” tambah Caroline Ralphsmith, CEO PayPal Melbourne Fashion Festival.
Tentang Merdi Sihombing:
Merdi dikenal sebagai desainer Indonesia yang menghidupkan kembali tekstil tradisional dan pewarnaan alami, lalu menerjemahkannya ke dalam mode yang berkelanjutan dan beretika. Eksplorasinya dalam dunia mode, tekstil, dan aksesori dimulai dari perjalanannya di Bunka ketika Merdi mempelajari Ilmu Mode, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan Desain Mode di ESMOD, dan Seni Kriya Tekstil di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Hingga saat ini, Merdi terus berkarya dengan inspirasi dari dan berdampingan dengan masyarakat adat di seluruh Indonesia.
“Film Purun merupakan media kreatif yang menggambarkan warisan budaya anyaman perempuan di lahan gambut. Menciptakan nilai tambah purun menjadi produk fashion berkualitas akan mendukung ekonomi masyarakat dalam mengelola ekosistem gambut yang berkelanjutan,” kata Nazir Foead, Kepala Badan Restorasi Gambut Indonesia 2016-2020.
“GIK UGM menyampaikan ucapan selamat yang mendalam kepada seluruh tim film ‘Purun’. Kemenangan ini menunjukkan potensi transformatif yang luar biasa ketika para kreator Indonesia diberi wadah dan dukungan yang layak mereka dapatkan. ‘Purun’ menawarkan lebih dari sekadar visual yang indah. Film ini meningkatkan kesadaran tentang praktik berkelanjutan, menghormati pengetahuan tradisional, dan menginspirasi para desainer global untuk melihat kembali akar budaya mereka sendiri untuk berinovasi. ‘Purun’ membuktikan bahwa fashion yang beretika dan sinematografi yang unggul dapat berjalan beriringan. Kami sangat antusias untuk melihat kolaborasi impactful lainnya yang akan lahir dari para seniman Indonesia di masa depan,” ujar Myra Suraryo, CEO Ad-Interim, Gelanggang Inovasi & Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM).
Kemenangan ini menggarisbawahi kemampuan film fashion untuk melampaui batas negara dan memicu percakapan global mengenai keberlanjutan, pelestarian budaya, serta kekuatan transformatif dari desain. “Purun” menjadi inspirasi bagi insan kreatif Indonesia, menunjukkan potensi untuk menjangkau penonton internasional melalui narasi yang memikat dan kaya akan budaya.