Kill Me Love Me drama China yang menyedot perhatian penonton di bulan Oktober hingga memasuki November 2024 ini. Diawali dengan cerita yang dramatis, serial ini trending nomor 1 di YOUKU, dan bahkan sempat menjadi trending nomor 2 di Netflix Indonesia untuk TV Show.
Sayangnya, menjelang episode-episode terakhir, perjalanan kisah Murong Jinghe dan Mei Lin dianggap tak lagi mengasyikkan, membuat minat penonton perlahan-lahan menurun. Apalagi kini, dengan episode pamungkas yang tragis. Tak sesuai harapan penonton. Khususnya, untuk mereka penggemar fanatic pasangan Murong Jinghe (Liu Xue Yi) dan Me Lin (Wu Jinyan).
Seharusnya Bisa Berakhir Lebih Cepat dan Ringkas
Menjelang episode-episode terakhir. Di episode 23, pangeran mahkota – si tokoh jahat – akhirnya menemui kejatuhannya. Demikian hubungannya dengan Jenderal Lin, hanya berakhir pahit. Jenderal Lin, wanita tangguh ini, berakhir sendiri, dengan salah satu matanya buta karena perang. Seharusnya, serial ini bisa berakhir sampai di sini saja. Sebagaimana persaingan antar saudara pun sudah terselesaikan. Tapi penggarap serial ini, seperti menambah kekeruhan lagi, kali ini pada karakter utama.
Dimunculkan antagonis baru di episode 23, Ming ju (Zhou Xiaochuan). Sekali lagi dengan kekejamannya, menghanguskan Qingzhou. Berlebihan nggak, sih? Dan Mei Lin, mulai sakit karena efek racun yang Jinghe diam-diam masukkan lewat minuman dan makanannya bertahun-tahun yang lalu.
Murong Jinghe dalam keputus asaannya mencari obat penawar yang langka ini ke berbagai tempat. Namun upayanya sia-sia. Tak ditemukan obat penawar itu dimana pun
Nasib Murong Jinghe dan Mei Lin
Tampaknya hamper semua tokoh di serial ini mengalami “bad ending”, nggak ada yang happy. Kaisar tua dan permasurinya tak mendapat keturunan. Sang permaisuri keguguran dan meninggal.
Mei Lin tak tertolong, karena tak ditemukan obat penawar. Sebelum ia meninggal, ia memastikan Murong Jinghe berjanji untuk lanjut menjaga rakyat Qigzhou. Dengan janji ini, Mei Lin tahu ia mencegah Murong Jinghe menghabisi nyawanya sendiri.
Malam pernikahan mereka dibayangi kesedihan. Kenyataan, kematian tak lama lagi merenggut wanita yang dicintainya, tak bisa hilang dari pikiran Murong Jinghe. Mei Lin makin melemah, bahkan tak bisa bangkit dari kursinya. Mei Lin meminta Jinghe untuk melukisnya, terakhir kali. Murong Jinghe, berpikir, apakah segala sesuatunya akan berbeda, jika di malam kebakaran itu mereka tidak bertemu. Dan saat itu, Mei Lin mengembuskan napas terakhirnya.