Hello ladies, apa kamu sudah menonton Squid Game? Serial terpopuler Netflix ini memang tak henti-hentinya dibicarakan sejak rilis 17 September lalu. Minimal, kalau kamu belum sempat menontonnya, kamu pasti sudah sering mendengar orang menyebut judul satu ini.
Squid Game mengambil tema dasar yang relateable dengan kehidupan kita, “bertahan hidup!”, melalui permainan yang mematikan. Banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa dipetik dari sebuah kisah yang cukup mencekam. Orang-orang yang ikut permainan ini, umumnya berasal dari kalangan yang kesulitan ekonomi. Sebagian besar terlilit hutang besar. Demi keluar dari kesulitan hidup, mereka bertaruh nyawa mencoba memenangkan permainan dengan iming-iming hadiah mencapai 45,6 miliar won atau setar Rp 542, 64 Miliar.
Salah satunya, ada tokoh Seong Gi-Hoon—diperankan Lee Jung-Jae. Gi-Hoon adalah pengangguran yang tinggal bersama ibunya, seorang pedagang di pasar. Gara-gara tak memiliki penghasilan, ia ditinggal istri dan anak, lalu menggantungkan hidup pada ibunya. Ibunya pun sampai sudah pasrah melihat putranya ini. Diremehkan di kehidupan sehari-harinya. Saat memasuki asrama Squid Game yang isinya orang-orang terbuang terbelit hutang pun, Gi-Hoon diremehkan. Dia dianggap bukan sosok yang kuat.
Kisah Gi-Hoon adalah gambaran orang-orang yang tak pernah masuk hitungan. Bahkan, si Front Man di serial ini, di akhir pertandingan berkata pada Gi-Hoon begini, “Sesungguhnya saya tidak pernah memperhitungkan kamu akan bertahan. Apalagi memenangkan permainan ini,” ujar Front Man. Tapi nyatanya, pada akhirnya dia menjadi pemenang.
Hampir setiap orang pernah berada di titik terendah dalam hidupnya. You are not alone. Merasa tak berharga, merasa hidupnya tak berguna, merasa tidak berdampak, tak tahu kemana arah hidupnya, selalu merasa ada ruang hampa dalam hidupnya, tak percaya pada diri sendiri, ditambah intervensi pandangan orang lain yang merendahkan. Rasanya ingin mati saja, ya? Tapi tunggu dulu. Jangan buru-buru, ladies. Sayang. Seriously, sayang. Apalagi kalau kamu punya potensi diri yang bagus. Hanya saja peluang yang baik belum hadir di hadapanmu. Peluang takkan hadir dengan sendirinya. Kamu harus menciptakan peluang itu. Akan ada satu titik balik dimana masa-masa susahmu kan berakhir. Banyak cerita orang-orang sukses, mereka pun mengalami penolakan, mengalami masa diremehkan, mengalamai masa sulit. Tapi mereka pantang menyerah.
Lalu gimana caranya bertahan dan mengubah nasib? Yang bisa menolong dirimu adalah dirimu sendiri dan kekuatan Tuhan. Seperti Gi-Hoon, ya, awalnya dia ada rasa galau, khawatir, takut. Kemudian apa yang dilakukan? Gi-Hoon menguatkan hati, lalu menguatkan tujuan, setelah menguatkan tujuan, dia mengatur strategi, dan berjuang! Gi-Hoon bukan yang terkuat, tapi bersama segelintir orang dengan kelebihannya masing-masing bisa bertahan dengan strategi dan motivasi yang kuat untuk berjuang.
Bangun nilai dirimu atau self-value, upgrade skill dan wawasan, kembangkan potensi yang ada dalam dirimu, dan jadilah versi maksimal dirimu. Push your limit! Selebihnya, serahkan pada Tuhan. Yakinlah, pertolongan dari Tuhan, datang tepat pada waktunya. Yang keluar sebagai pemenang, bukanlah yang terkuat. Tapi yang paling cepat beradaptasi. Mereka yang memiliki keyakinan, mereka yang mengandalkan kekuatan Tuhan dan memiliki hati yang baik.