Ashley Madison: Sex, Lies, and Scandal adalah Docuseries atau dokumenter 3 episode yang baru dirilis Netflix pekan ini. Selepas perilisannya Rabu 15 Februari 2024, docuseries ini langsung masuk dalam daftar TOP 10 TV Show Netflix Indonesia, di peringkat ke-7.
Di tengah maraknya isu perselingkuhan yang mengemuka, Ashley Madison: Sex, Lies, and Scandal mengungkap fakta bahwa di awal tahun 2000an di Amerika Serikat, ada aplikasi yang memberikan ruang bagi mereka yang sudah menikah untuk berselingkuh. Aplikasi ini memberikan pilihannya, dan menjamin identitas data klien yang berselingkuh aman.
Berdasarkan narasumber asli, footage-footage asli, kisah ini dipaparkan. Ashley Madison atau The Ashley Madison Agency, merupakan servis kencan online di Kanada yang dirilis pada 2002, dengan target market orang-orang yang sudah menikah atau dalam hubungan pacaran, tapi masih ingin berpetualang dengan wanita atau pria lain alias berselingkuh. Website penyedia kencan ini memiliki slogan: “Life is short. Have an Affair”. Hidup ini singkat lho, berselingkuhlah — wow, sebuah slogan yang berani, meski menyalahi norma.
Ya, tentu saja bisnis ini dikutuk banyak orang, karena mencari uang di atas orang-orang yang akhirnya patah hati. Tetapi penggunanya pun ramai. Banyak akun-akun palsu di sini, yang menyelimuti identitas-identitas orang-orang tertentu yang berselingkuh.
Tapi kemudian, di tahun 2015 ada hackers yang membobol sistem dan mencuri semua data pelanggan, termasuk email, nama, alamat rumah, seksual fantasi mereka, serta informasi kartu kredit. Dengan semua data ini, sang hacker mengancam Ashley Madison untuk tutup secara permanen atau akan ada tindakan lanjutan, yang mungkin “mengerikan” bagi mereka.
Dan satu per satu data pun mulai bocor. Di antaranya ada nama orang yang dianggap cukup terkenal.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari dokumenter ini, demikian dengan pesan moral yang bisa kita petik. Berselingkuh saja sudah salah, apapun alasannya. Ini malah menyediakan jasa, ruang untuk orang berselingkuh, secara sadar. Selain itu, betapa tidak amannya berinteraksi secara online saat ini, bisa sampai mengancam tidak hanya nama baik kita tapi keluarga.