Anjing kerap disebut-sebut sebagai sahabat manusia. Kenyataannya berada di dekat anjing tak selalu sama bagi semua orang. Bagi sebagian orang, anjing itu terlihat imut dan menggemaskan, tapi sebagian yang lain, anjing terlihat begitu menakutkan. Hal ini diangkat dalam drama Korea yang dibintangi Cha Eun-woo, A Good Day to be a Dog, dan sedang tayang di Viu.
Drama ini bercerita tentang Han Hae-na (diperankan Park Gyu-young) seorang guru, yang mewarisi kutukan. Setiap keluarganya akan berubah menjadi anjing jika mencium seseorang. Kutukan itu harus dipatahkan dengan mencium orang yang sama, tapi saat mereka berwujud anjing. Jika ini tidak terjadi dalam waktu 100 hari maka mereka akan selamanya menjadi anjing.
Suatu hari saat sedang mabuk, Han Hae-na secara tidak sengaja mencium Jin Seo-won (diperankan Cha Eun-woo). Sejak itu, setiap tengah malam hingga jam enam pagi ia berubah wujud menjadi seekor anjing mungil. Untuk mematahkan kutukan, Hae-na pun harus mencari cara agar Seo-won menciumnya saat ia berwujud anjing. Beberapa kali mencoba, usahanya tidak berhasil. Yang menjadi masalah, Seo-won fobia pada anjing.
Mengenali fobia
Fobia adalah ketakutan yang terus-menerus, berlebihan, dan tidak realistis terhadap suatu objek, orang, hewan, aktivitas, atau situasi. Fobia ini jenis gangguan kecemasan. Seseorang dengan fobia mencoba menghindari hal yang memicu rasa takutnya, atau menanggungnya dengan sangat cemas dan tertekan. Salah satu jenis fobia adalah fobia spesifik dimana seseorang mungkin takut pada hewan tertentu (seperti anjing, kucing, laba-laba, ular), orang (seperti badut, dokter gigi, dokter), lingkungan (seperti tempat gelap, badai petir, tempat tinggi) atau situasi (seperti terbang dengan pesawat, naik kereta api, berada di ruang terbatas).
Kondisi fobia terhadap anjing disebut cynophobia yang berasal dari bahasa Yunani; cyno yang berarti anjing dan phobia yang berarti ketakutan. Dalam A Good Day to be a Dog, karakter yang diperankan Cha Eun-woo selalu menghindari pet shop yang berada dekat sekolah. Ia juga selalu menghindar dari anjing. Ketika kepala sekolah membawa anjingnya ke ruang guru, ia sama sekali tidak berani masuk ruangan.
Karakter guru matematika yang diperankan Eun-woo juga menunjukkan gejala fobia ketika berhadapan dengan anjing seperti berkeringat, gemetaran, ketakutan, dan merasa tidak berdaya. Ketika dihampiri Hae-na yang berubah wujud menjadi anjing kecil ia sampai lompat ke atas bak sampah dan meringkuk ketakutan. Ketika anjing kepala sekolah menghampirinya di ruang guru, ia pun naik ke atas meja untuk menghindar.
Beda dengan orang takut biasa, mereka yang fobia memiliki perasaan tidak rasional atau tidak sebanding dengan ancaman nyata. Misalnya, orang yang takut anjing biasanya tidak lari bila anjingnya tenang dan diikat tali. Orang yang fobia sadar kalau ketakutan mereka berlebihan sehingga malu dengan gejala yang mereka alami dan malu diketahui orang. Makanya orang yang fobia akan memilih menghindari objek yang memicu fobia.
Ada beberapa hal yang memicu fobia, salah satunya adalah karena pengalaman atau trauma. Pada kasus drama A Good Day to be a Dog, tokoh yang diperankan Cha Eun-woo pernah mengalami perundungan dan diancam menggunakan anjing. Perundungan yang terjadi ketika sang tokoh berusia sepuluh tahun itu membekas hingga dewasa dan menyebabkan Eun-woo mengalami fobia. Melihat anjing ia selalu membayangkan kalau anjing itu akan menyerang dan menggigitnya.
Fobia yang dialami Seo-won ini memengaruhi kehidupannya sehari-hari. Dalam drama, ini juga memengaruhi nasib Hae-na yang harus meruntuhkan kutukan.
Cara Mengatasi Cynophobia
Dalam drama A Good Day to be a Dog, diceritakan demi bisa mematahkan kutukan, Hae-na pun bertekad untuk menyembuhkan cynophobia yang diderita Seo-won. Tentu saja ini bukan tugas mudah dan bisa cepat selesai. Perlu waktu dan kesabaran.
Yang pertama dilakukan Hae-na adalah mengatakan kalau ia tahu fobia itu dan akan merahasiakannya. Ia juga bilang akan membantu untuk mengatasi fobia itu. Ia lalu memberi gantungan kunci berbentuk anjing untuk membuat Seo-won terbiasa dengan kehadiran anjing.
Yang dilakukan Hae-na ini termasuk dalam terapi paparan, salah satu metode yang digunakan untuk mengatasi fobia. Secara sederhana, orang yang menjalani terapi paparan berlatih berinteraksi dengan objek yang mereka takuti. Paparan ini kemudian ditingkatkan secara bertahap. Dari gantungan kunci berbentuk anjing, Seo-won diajak melihat dan menatap anjing di balik jendela pet shop. Selama beberapa detik saja dulu. Ia kemudian diajak ke taman dan melihat anjing yang sedang jalan-jalan dari kejauhan. Hal ini bertujuan membuat orang berlatih berada di sekitar anjing di lingkungan yang aman dan terkendali.
Dalam kehidupan nyata, mereka yang fobia kemungkinan perlu bantuan ahli yang mungkin akan melakukan terapi perilaku kognitif atau memberikan terapi obat-obatan jika diperlukan.