Ladies, tanggal 10 November setiap tahunnya ditetapkan sebagai hari pahlawan. Menengok lagi jauh kebelakang tepat pada tahun 1945 terjadi sebuah pertempuran besar di Surabaya antara tentara Indonesia dan tentara Britania Raya dan India Britannia. Diawali sebuah insiden perobekan bendera sampai tewasnya komandan pasukan Britania, Brigadir A. W. S. Mallaby. Pertempuran Surabaya berlangsung selama tiga minggu dan sekitar 6,000 – 16,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya.
Kisah nyata tersebut menginspirasi MSV Pictures bersama Aryanto Yuniawan, seorang sutradara muda untuk menuangkan karya perdananya pada tahun 2015 ke dalam sebuah kisah fiktif berlatar balik sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa perang Surabaya dengan judul Battle of Surabaya. Selain tokoh-tokoh nyata, terdapat juga tokoh fiktif yang dibuat untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan tentang semangat, cinta tanah air, dan perdamaian.
Film mengisahkan tokoh utamanya, Musa, remaja tukang semir sepatu yang jadi kurir untuk perjuangan pejuang arek-arek Suroboyo dan TKR dalam peristiwa pertempuran pada 10 November 1945 di Surabaya. Musa dipercaya sebagai kurir surat dan kode-kode rahasia yang dikombinasikan dengan lagu-lagu keroncong dari Radio Pemberontakan Rakyat Indonesia yang didirikan Bung Tomo. Bermacam peristiwa dilalui Musa sebagai kurir, kehilangan harta dan orang-orang yang dikasihi menjadi konsekuensi tugas agung tersebut.
Film dibuka dengan visualisasi dahsyat dari pemboman kota Hiroshima oleh Sekutu yang menandakan menyerahnya Jepang. “Indonesia merdeka, itu yang kudengar di RRI, Jepang menyerah!”, kata Musa. Langit Surabaya kembali merah dengan peristiwa Insiden Bendera dan kedatangan Sekutu yang ditumpangi oleh Belanda. Belum lagi gangguan oleh beberapa kelompokan pemuda Kipas Hitam yang dilawan oleh Pemuda Republiken. Residen Sudirman, Gubernur Suryo, Pak Moestopo, Bung Tomo dan tokoh-tokoh lain membangkitkan semangat arek-arek Suroboyo & pemuda Indonesia bangun melawan penjajahan.
Film karya anak bangsa ini berjaya dan meraih banyak penghargaan seperti Best Animation, Hollywood International Motion Pictures Film Festival 2018 , Best Animation Film, European Cinematography Awards, 2018 , Winner Gold Remi Award, 49th WorldFest-Houston 2016 (Texas, USA), Grand Prize for feature Film in The 20th Seoul International Cartoon and Animation Festival 2016 (Seoul, South Korea), Best Animation Feature dari Hollywood International Moving Pictures Film Festival (HIMPFF) dan masih banyak lagi.
Dengan tagline “There is no victory in war” film ini mengajak kita mengambil hikmah bahwa perang hanya menimbulkan kehancuran, kepahitan dan kesedihan berkepanjangan.
Mumpung lagi momentum Hari Pahlawan, bisa ditonton bareng-bareng seluruh keluarga di beberapa aplikasi stream film. Penuh memori dan menginspirasi!
Mari kita mengheningkan cipta sejenak gaesss.. untuk mengenang para pahlawan kita ? semoga amal ibadah mereka semua diterima disisiNYA? Aamiin
aaamiin