Nostalgia! Hal yang pertama terlintas ketika teringat sitkom yang tayang sebanyak 236 episode dari September 1994 sampai dengan Mei 2004. “Friends”, serial bergenre komedi situasi yang berhasil mencapai status kultus di layar kaca.
Popularitas “Friends” tidak hanya terbatas pada basis penggemar yang saat ini sudah berusia 30 sampai 40-an, namun juga berhasil merangkul penonton generasi Z dari seluruh dunia, yang melihat diri mereka pada karakter dan situasi yang diciptakan serial ini, meskipun sitkom ini tayang perdana bahkan sebelum beberapa dari mereka lahir. Tentunya hal ini terjadi berkat tayangan ulang di stasiun televisi dan layanan streaming seperti Netflix. Di Netflix sendiri, “Friends” merupakan salah satu serial yang paling banyak ditonton di seluruh dunia, menghabiskan 54,3 juta jam (setara dengan 62.000 tahun) untuk menontonnya pada tahun 2018. Dengan jumlah sebanyak itu, tidak heran jika Netflix bersedia membayar 80 Juta Dolar agar tetap tersedia di layanannya pada tahun 2019. Pada tahun 2020, serial ini resmi pindah ke HBOMax, layanan streaming milik WarnerMedia, dan akan merilis “Friends: The Reunion” pada tanggal 27 Mei.
Ardha, 38 tahun, seorang penggemar berat “Friends” menyatakan bahwa ia sudah menonton seluruh episode serial ini dan menyaksikannya berulang kali, mungkin lebih dari 10 kali, sejak ia remaja sampai dengan saat ini. “Saya merasa serial ini sangat berhubungan dengan kehidupan saya pada titik tertentu. Setiap karakter sangat unik dan Anda bisa menemukan diri Anda terhubung dengan karakter yang berbeda pada titik yang berbeda walaupun saya sendiri merasa sangat “Monica”, karakter yang sangat energetik, ibunya anak-anak kalo di genk, suka masak dan selalu jadi tuan rumah pas kumpul –kumpul bareng.” Ardha pun menambahkan, “Pada intinya sih kita semua terhubung secara personal dengan serial ini.”
Karakter dari 6 orang pemeran utama “Friends” memang sangat menyenangkan dan bisa dibilang mirip dengan situasi yang dialami pemirsanya. Monica yang perfeksionis, Rachel sang fashionista, Joey yang konyol tapi menawan, Chandler si raja sarkasme, Ross yang selalu gagal dalam percintaan dan Phoebe si naif dengan lagu abadinya “Smelly Cat”. Para penggemar tumbuh dengan karakter mereka dan sering menghubungkan karakter tersebut dengan kehidupan yang rumit dan gila.
Terlepas dari humor dan sarkasme yang ada, setiap episode “Friends” selalu diakhiri dengan pelajaran kehidupan. Yang paling penting tentunya, jangan pernah ragu untuk mengandalkan teman – teman Anda dan tidak perlu memperdulikan pendapat orang lain. Namun pelajaran penting bisa kita ambil dari karakter Ross, yang mengajarkan pemirsa untuk “Jangan pernah mengenakan celana kulit pada kencan pertama”.
Selain para pemeran utamanya, “Friends” juga ditaburi bintang – bintang tamu yang sangat terkenal. Diantaranya adalah Brad Pitt, yang berperan sebagai teman lama Ross, Danny Devitto, yang menjadi penari telanjang pada saat perayaan pesta lajang Phoebe, dan nama – nama besar lainnya seperti David Arquette, Kristin Davis, Alec Baldwin, Dakota Fanning dan Winona Ryder.
Serial ini juga berhasil menjadi trendsetter yang sangat ikonik. Para penggemar akan selalu ingat potongan rambut “The Rachel” yang sangat popular di kalangan wanita muda di seluruh dunia. Potongan rambut berupa bob ini awalnya adalah suatu ketidaksengajaan yang dilakukan pemerannya, Jennifer Aniston. Jen sendiri sangat membenci potongan rambut yang digunakannya selama 2 musim pertama serial ini tayang dan tidak menyangka jika gaya rambut tersebut memberikan kontribusi besar dalam budaya pop. Bisa dibilang “Friends” berhasil menempatkan gaya tahun 1990-an dalam peta mode dunia, sebuah gaya yang terus menginspirasi tren fashion sampai dengan saat ini. Dari tank top putih dipadu dengan jins sampai dengan slip dress, ataupun starter jaket dengan sepatu dad shoes yang identik dengan sneaker besar dan chunky, serial ini selalu memberikan inspirasi yang terbaik.
Lirik lagu yang dinyanyikan “The Rembrandts” dan ditulis secara khusus oleh Allee Willis, untuk serial ini masih teringat dengan jelas dan tersimpan dengan baik oleh memori otak sampai dengan saat ini. “I’ll be there for you (cause you’re there for me too)” sangat lekat dengan “Friends” dan pasti sudah didengar ratusan kali oleh para penggemarnya.