Bintang film porno asal Jepang Rina Arano dilaporkan hilang pada Rabu (8/6) tahun ini.
Sepuluh hari kemudian, tubuh perempuan cantik berusia 23 tahun itu ditemukan dibuang di lereng di hutan di Hitachiota, Prefektur Ibaraki, sekitar enam meter di bawah jalan hutan.
Menurut laporan media Jepang, mayat sang aktris tampak telanjang dan sebagian besar tubuhnya telah membusuk, sebaggaimana dilansir melalui Asia One.
Rina dilaporkan sebagai model tanpa busana freelance yang mengenakan biaya hingga 100.000 yen (sekitar Rp 11 juta) per pemotretan dan juga dikenal karena video pornonya yang melibatkan klien pemotretannya.
Dia terakhir terlihat pada Minggu (5/6), berdasarkan CCTV yang menangkap keberadaan dirinya ketika memasuki kendaraan seorang pria yang mengiriminya pesan singkat.
Setelah keluarga Rina melaporkan dia hilang, polisi melacak keberadaannya ke vila seseorang bernama Hiroyuki Sampei, 33 tahun, yang kemudian ditangkap pada Selasa (14/6) karena dicurigai menculik dan mengurung wanita muda itu selama empat hari.
Vila itu berada di dekat jalan sebuah hutan, tempat jasad Rina kemudian ditemukan.
Berdasarkan pemeriksaan, di ruang bawah tanah vila terdapat kasur dan barang-barang lainnya yang menyiratkan seseorang telah tinggal di sana. Namun, Rina tidak ditemukan.
Sampei menyangkal tuduhan itu dan mengklaim bahwa dia membawa Rina ke vilanya, kemudian secara suka rela mengambil fotonya dengan borgol sebelum mengantarnya ke toko terdekat dan mengantarnya pergi.
Ponsel Sampei yang berisi foto-fotoyang diungkapkannya disita oleh polisi.
Alat perekam di mobil Sampei juga menangkap gambar kendaraannya melaju di jalan hutan yang tampaknya dekat dengan tempat mayat ditemukan.
Menurut laporan media lainnya, sebuah pernyataan polisi mengatakan, “Rina Arano diikat ke pohon tanpa pakaian dan telah mati selama hampir dua minggu.”
Jenazah Rina diidentifikasi oleh penggemarnya setelah polisi merilis informasi terkait deskripsi tersebut. Ponsel pintarnya juga ditemukan di vila Sampei pada Senin (20/6).
Menurut laporan otopsi yang dirilis pada Selasa (21/6), tulang hyoid Rina, yang menahan beban lidah dan merupakan bagian penting dari berbicara dan menelan, tampak retak. Dia bisa saja dicekik sampai mati, duga para penyelidik.
Kasus ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian Jepang hingga saat ini.