Manipulasi. Kata yang sering kita dengar akhir-akhir ini dalam hubungan yang toksik. Kerap kali, beberapa pasangan melakukan manipulasi, untuk mendominasi dan mengontrol pasangannya, agar tetap berjalan seperti yang salah satu pihak inginkan. Istilah manipulasi psikologis sendiri memiliki artian, suatu taktik mempermainkan tititk lemah emosi seseorang dengan menciptakan skenario, dengan tujuan agar kamu menjadi insecure, merasa bersalah, merasa nggak percaya diri, dan pada akhirnya menyelamatkan diri si manipulator sendiri.
Akhirnya adalah agar kamu bisa dikontrol sesuai keinginannya. Apa saja ciri-ciri dari manipulasi psikologis? Berikut ini, tanda-tandanya, agar kamu wasapda dan lebih siap menghadapi kemungkinan orang-orang yang berniat memanipulasimu.
- Playing Victim
Adalah situasi ketika pasangan, teman, atau orang terdekatmy berbuat salah, tapi berpura-pura menjadi korban. Biasanya dia akan berbalik menyalajkan dirimu, sehingga kamu harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi.
- Love Bombing
Ia akan bersikap manis di mulut. Terus-menerus melontarkan pujian, perhatian, janji manis, hadiah, meski kalian baru mengenal. Hati-hati ya. Kelihatannya si manis. Tapi kemungkinan ada agenda di baliknya. Semua kebaikan bertubi itu dilakukan agar kamu langsung tertarik padanya, merasa kehilangan kalau nggak ada dia, dan jadi lebih mudah mengontrolmu.
- Gaslighting
Suka berbohong dan memutarbalikkan fakta. Sehingga kamu jadi meragukan diri sendiri dan selalu merasa bahwa kamu yang bersalah, mengada-ngada. Padahal belum tentu demikian.
- Moving The Goalposts
Terus menaillan standar ekspektasi sehingga kamu nggak perah merasa cukup. Orang ini akan sering merendahkan dan selalu membandingkan kamu sama orang yang lebih baik. Dia terkadang juga cenderung suka sengaja mengomentari kekuranganmu yang nantinya akan membuatmu insecure.