Kisah RENDY KJAERNETT dan LADY NAYOAN bukanlah sekedar gosip selebritis. Bukan sekedar kisah perselingkuhan artis, yang jadi tontonan dan pergunjingan netizen. Tapi ada hikmah di balik kisah ini, terlebih kalau kita mendengar bagaimana rentetan kejadian demi kejadian, dalam 3 seri di podcast Denny Sumargo. Yang terakhir adalah ending, bagaimana mereka rujuk pasca kecelakaan, tayang Kamis (17/8) malam.
Kini, Rendy Kjaernett dan Lady Nayoan rujuk. Seperti biasa, mulut netizen masih banyak yang bilang “settingan”. Masih ada yang memanas-manasi, masih ada yang menghakimi. Melalui podcast Denny Sumargo, Rendy dan Lady menceritakan, apa yang sebenarnya terjadi di balik kecelakaan itu, dan bagaimana Tuhan bekerja memulihkan rumah tangga ini.
“Gue secara spiritual membangun hubungan sama Tuhan . Tuhan maunya gimana atas kehidupan gue ini? Kalau kita mau dengar suara Tuhan, kita harus rendah hati. Harus membuka hati ini, nggak boleh keras. Gue minta hikmat, insight, gue mau Tuhan pulihkan. Sudah satu tahun gue berdoa, minta jawaban (sejak perselingkuhan Rendy),” ungkap Lady.
Secara manusia, secara kedagingan, Lady ingin melanjutkan perceraian. Lady mengatakan, tak ada cukup cinta yang besar mulanya untuk memaafkan. Dia kerap insecure dan terbayang-bayang hal menyakitkan itu.
Lalu, pria ini, Rendy, datang bersujud di kakinya, meminta maaf. Lady masih keukeuh melanjutkan perceraian. “Tapi terus gue inget, gue doa dulu, minta Rendy berubah, Rendy balik. Ya, sekarang dia minta rujuk. Tapi masa begini Tuhan? Tuhan menunjukkan gue harus melakukan pelepasan, pengampunan.”
Lady mencoba, dan dia melihat Rendy ngotot minta rujuk di setiap mediasi. Mereka beberapa kali konseling dengan pendeta. Sampai di dini hari itu. Rendy dan Lady baru pulang dari mediasi spiritual, ketika mengalami kecelakaan.
“Kita lagi nggak berantem malam itu. Kita lagi dengerin lagu. Pas pindah jalur, setir tuh kayak kekunci, dan mobil berputar membentur beton. Mobil rusak parah. Itu kecelakaan parah. Gue lihat, posisi badan Lady udah kesakitan, nafasnya udah susah. Gue takut, setengah mati,” kenang Rendy.
Pak Sudjaja–pria yang menolong mereka–melarikan ke rumah sakit. Hati Rendy benar-benar hampir hilang rasanya. Air mata mulai mengalir. Kepanikan makin menjadi, ketika dirasa tangan Lady dingin, matanya melemah mulai menutup.
“Gue takut dia lewat. Please, jangan tinggalin aku. Tolong jangan tinggalin aku. Gue nggak tau harus ngapain lagi.”
Sampai di rumah sakit, dia menangis, berteriak. Rendy menelepon Ci Oliv, istri Denny Sumargo. Begitu melihat Denny tiba, Rendy berlari memeluk Denny sambil menangis. “Dia (Rendy) menangis kayak anak kecil, meluk gue. Apa yang lu rasain sebenarnya saat itu?”
Rendy saat menceritakannya kembali masih berkaca-kaca.
“Gue takut, nggak punya kesempatan lagi memperbaiki semua ini. Gue sadar saat itu, dunia gue adalah dia (Lady). Gue merasa, ketika mulai ada titik terang, masa gue harus kehilangan dia,” jawab Rendy.
Tuhan ternyata menjawab dengan cara yang luar biasa. Momen kecelakaan ini, juga menjadi jawaban untum Lady. “Samar-samar saat dibawa ke rumah sakit, gue denger Rendy bilang, ‘tolong jangan tinggalin aku’,” kenang Lady.
Bukankah ini yang selama ini ia minta lewat doa-doanya? Lady ingin, Rendy kembali padanya. Dia ingin, Rendy sadar dan berubah. Bukankah ini jawabannya, sekarang? Demikian Lady tersadar.
Jadi, Tuhan yang jawab, Tuhan yang berikan kesempatan untuk memulihkan semua ini. Bukan kehendak kita, bukan kemauan kita. Ini yang Lady pelajari. Mau tunduk pada Tuhan. Bersyukur, diberi kesempatan baru dalam rumah tangganya. “Ternyata, memang tidak ada yang terlalu rusak untuk Tuhan pulihkan.”