Vicky Chao. Nama ini di kancah drama persilatan cina sangat terkenal. Vicky Zhao atau Zhao Wei sendiri, di Indonesia terkenal lewat serial Putri Huan Zhu. Masih ingat, enggak? Ia juga sering membintangi film-film kolosal atau film kerajaan Cina. Seperti Mulan (versi awal 2000an) contohnya. Kini, namanya ramai dibicarakan, setelah pekan lalu namanya, karyanya, film-film, serialnya, dihapus dari semua jenis paltform digital. Sampai ke media-media sosialnya, lenyap!
Penghapusan rekam jejak Vicky Zhao ini dilakukan berdasarkan perintah dari regulator hiburan yang dikelola oleh pemerintah Tiongkok. Apa yang menyebabkan pemerintah Tiongkok menghapus keberadaan Vicky Zhao di dunia maya secara serempak? Memang belum diketahui pasti apa latar belakangnya.
Dan Vicky Zhao bukanlah aktris Tiongkok pertama yang dihapus jejaknya rekamnya oleh pemerintah. Aktris Fan Bing Bing juga pernah mengalaminya. Namun ada rumor beredar, kemungkinan di balik penghapusan Vicky Zhao oleh pemerintah Tiongkok ini. Salah satunya, karena kedekatan Vicky dengan grup besar Alibaba.
Sekadar informasi, Vicky Zhao menikah dengan investor asal Singapura Huang Youlong. Pada 2014, pasangan ini membeli saham Alibaba Pictures dengan nilai USD 400 juta. Keduanya jadi pemegang saham terbesar kedua perusahaan produksi ini. Alibaba Pictures adalah perusahaan film Tiongkok di bawah Alibaba Group. Perusahaan film tersebut sebelumnya adalah ChinaVision Media, di mana Alibaba Group membeli saham mayoritas pada akhir 2014. Kemudian berganti nama dari ChinaVision menjadi Alibaba Pictures Group.
Namun pada 2017, regulator Tiongkok menjatuhkan larangan perdagangan saham selama lima tahun, setelah sekelompok investor menggugat Zhao dan suami, karena memberi informasi menyesatkan menjelang pengambilalihan perusahaan.
Desas desus lain yang beredar menyebut, pemblokiran Vicky Zhao terkait dengan kejatuhan Sekretaris Partai Hangzhou, Zhou Jianyong, yang ditahan karena tuduhan korupsi. Hangzhou adalah kantor pusat Alibaba.
“Budaya selebritas Tiongkok memiliki hubungan yang sangat dekat dengan komunitas bisnis,” kata Profesor Akademi Film Hong Kong Baptist, Kenny Ng.