Belakangan ini tren istilah “ghosting”, di-ghosting, atau meng-ghosting di dunia percintaan. Istilah ini digunakan untuk situasi dimana ketika kamu lagi dekat atau penjajakan dengan seseorang. Mulanya si dia cukup dekat denganmu, rajin chat, rajin telpon, suka bertemu, lalu tiba-tiba karena suatu alasan yang tidak kamu ketahui, dia tiba-tiba menghilang begitu saja, tanpa pesan dan tanpa pamit. Alasannya sih bisa beragam, ya. Mungkin ada sesuatu yang dia rasa tidak cocok darimu, atau dia mau mengetes, seberapa butuhnya kamu bersama dia. Well, bisa macam-macam. Tapi apapun itu, dampak dari kena ghosting, sangat tidak menyenangkan. Dari kesal, marah, kecewa, sedih, hingga menyakitkan.
Jangan Pernah Kamu Hubungi Dia Lagi, Mencari-cari, dan Mengemis
Saat pesan atau teleponmu tidak lagi berbalas, pahami maksudnya dan coba menerima keadaan. Jaga harga dirimu. Dan coba pahami, mungkin memang dia menghindarimu. Kenapa? Terkadang kamu mungkin tak perlu tau alasannya. Kalau sudah berulang kali tak dibalas, tak usah menghubunginya lagi apalagi memborbadir. Jangan buang waktu, jangan bikin dirimu jadi sia-sia. Alihkan pikiranmu pada hal lain, pekerjaan, karya, apapun yang ber-value.
Nggak Perlu Curhat atau Bikin ‘Drama’ di Sosial Media
Enggak perlu semua orang tahu, dan curhat-curhat berkepanjangan hanya akan membuatmu semakin kepikiran dia. Selain itu, kebanyakan curhat di sosial media, lama-lama akan terkesan “caper” (cari perhatian).
Instropeksi Perlu, Tapi Juga Jangan Menyalahkan Diri Sendiri
Instropeksi artinya memperbaiki diri, agar jadi versi yang lebih baik lagi.Tapi jangan terus-terusan menyalahkan diri. Berbeda, ya. Ia yang telah memutuskan pergi, ya sudah, anggap saja ini saatnya kamu membuat dirimu lebbih baik lagi. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri ya.
Fokus Pada Diri Sendiri
Lakukan sesuatu yang berguna, apa yang kamu suka, yang membuatmu senang. Pikirkan tentang membuat dirimu lebih bernilai, dan lakukan! Fokus pada dirimu saja, jangan memikirkan tentangnya. Emangnya dia mikirin kamu?
Jangan Dipaksakan
Marah, kecewa, ya wajar saja. Tapi enggak perlu bersikap kasar padanya, atau menerornya. Malu-maluin diri kamu sendiri. Meski cara dia salah, ingatlah kalau perasaan tidak bisa dipaksakan.