Pendiri agensi bakat Jepang Johnny & Associates, Johnny Kitagawa, meninggal dunia pada usia 87 tahun di tahun 2019. Dia sukses mengembangkan nama-nama besar industri J-pop termasuk SMAP, Kinki Kids, Arashi, Kanjani8, V6, NEWS, dan King & Prince. Karena pengaruh legendarisnya di industri, perilaku predator Johnny tidak dilaporkan oleh media Jepang sampai setelah kematiannya.
Dalam film dokumenter baru BBC, beberapa korban menuduh Johnny sebagai seorang pedofil dan telah melakukan pelecehan seksual terhadap artis prianya, dengan rumor yang bermula pada awal tahun 1960.
BBC menayangkan “Predator: The Secret Scandal of J-Pop”, dimana jurnalis Mobeen Azhar mewawancarai seorang korban, yang dikenal dengan nama samaran Hayashi.
Saat berusia 15 tahun, Hayashi terpilih untuk bergabung dengan Johnny & Associates. Awalnya, Johnny tampak penuh perhatian dan hangat, tetapi ada motif menyeramkan di balik sikap manis pengusaha sekaligus manajer pria kelahiran Amerika tersebut.
Satu minggu setelah bergabung, Johnny mengundang Hayashi ke rumahnya dan menyuruh remaja itu untuk mandi sambil mencoba melepas baju dan celananya. Hayashi langsung menolak, namun ketakutan ketika Johnny tetap diam dan suasana berubah mencekam. Tetap berpakaian lengkap, Johnny memandikan Hayashi, memperlakukannya seperti boneka. Tindakan Johnny semakin menuntut dan memaksa Hayashi melakukan oral seks padanya.
Mengingat kejadian itu, Hayashi menjadi sangat emosional dan harus menghentikan wawancara. Dia merasa situasinya sangat aneh pada saat itu, tetapi peserta pelatihan lainnya tidak terkejut dan mendesak Hayashi untuk memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengembangkan kariernya di dunia hiburan. Karena besarnya kekuasaan dan jaringan yang dimiliki Johnny, banyak orang memilih untuk bertahan dan diam agar bisa menjadi idola.
Okamoto Kauan, yang bergabung dengan agensi Johnny saat berusia 15 tahun juga mengalami pelecehan seksual oleh Johnny. Dia memaksa Kauan untuk tidur di ranjang yang sama dan akan menyentuh seluruh tubuh remaja itu sebelum memulai seks oral.
Kauan mengatakan ada dua tempat tidur di kamar itu, dengan satu tempat tidur ekstra besar untuk “memberi cinta” kepada anak di bawah umur, dan satu tempat tidur lagi yang digunakan untuk benar-benat tidur. Kauan mengatakan bahwa dia memiliki bukti video, dan mengklaim bahwa dia dan Sho Hirano anggota King & Prince berada di ranjang yang sama dengan Johnny dalam satu insiden.
Korban lain, Ryu, menceritakan bahwa dia bergabung dengan agensi Johnny pada tahun 2002 sebagai penari latar selama 10 tahun. Dia pergi ke rumah Johnny untuk makan dan mandi. Saat dia kembali ke kamar tidurnya, Johnny berkata, “Kamu terlalu sibuk, biarkan aku memijatmu.” Dia mulai memijat bahu Ryu, tapi tangannya perlahan turun ke tubuhnya.
Ryu merasa ini aneh dan memintanya untuk berhenti. Johnny segera meminta maaf dan kembali ke kamarnya. Saat itu Ryu berusia 16 tahun, dan Johnny setidaknya berusia 70 tahun. Anehnya, Ryu tidak membenci Johnny dengan mengatakan, “Saya masih percaya bahwa kami mendapat banyak cinta, jadi ini bukan masalah besar bagi saya dan saya dapat membicarakannya sambil tersenyum.”
Dalam film dokumenter tersebut, terungkap banyak korban anak laki-laki berusia 13 dan 14 tahun yang dilecehkan secara seksual oleh Johnny.
Salah seorang diantaranya bahkan mengatakan bahwa orang tuanya berada di kamar sebelah dimana dia mendapatkan pelecehan seksual dari produser musik Jepang kelahiran Amerika itu. Artinya, banyak orang tua yang tahu perilaku pedofil Johnny. Akan tetapi, mereka tetap memutuskan memberikan anak-anak mereka di bawah asuhan Johhny dengan harapan akan menjadi seorang idola yang sukses.