Korea Utara dikritik akibat eksekusi publik yang dilakukan terhadap dua orang siswa SMA yang kedapatan menonton drama Korea alias drakor. Lebih parahnya lagi, warga negara pimpinan Kim Jong Un tersebut dipaksa menyaksikan eksekusi kedua remaja tersebut.
Dua saksi mata baru-baru ini melaporkan kepada media global bahwa tahun ini pemerintah Korea Utara mengeksekusi dua remaja karena menonton dan mengedarkan film dan drama Korea Selatan, sebagaimana dilansir melalui Koreaboo pada Rabu (7/12).
Menurut laporan, perkiraan usia para korban adalah 16 dan 17 tahun. Eksekusi dilakukan di sebuah lapangan terbang di kota Hyesan. Warga dikumpulkan di landasan pacu secara berkelompok di mana kedua siswa SMA itu dibawa keluar dan dijatuhi hukuman mati. Mereka ditembak secara langsung di tempat oleh regu tembak saat warga sipil dipasksa menyaksikan adegan mengerikan itu.
Seorang remaja ketiga juga dieksekusi karena membunuh ibu tirinya, yang merupakan kejahatan yang oleh pemerintah Korea Utara disamakan dengan menonton pertunjukan dari Korea Selatan, seperti yang diklaim oleh para saksi.
Seorang penduduk kota Hyesan yang berbagi cerita, “Pihak pemerintah berkata ‘Mereka yang menonton atau mendistribusikan film dan drama Korea Selatan, dan mereka yang mengganggu ketertiban sosial dengan membunuh orang lain, tidak akan diampuni dan akan dihukum hukuman mati maksimum.’”.
Meskipun jenis eksekusi ini jarang terjadi di negara itu, namun tidak sepenuhnya usang. Mereka terkenal digunakan oleh pemerintah untuk menakut-nakuti warganya agar tunduk dan patuh. Para siswa dijatuhi hukuman mati hampir seminggu setelah pihak berwenang mengadakan pertemuan publik untuk mengumumkan bahwa pemerintah akan memulai tindakan keras terhadap kejahatan yang melibatkan media asing, khususnya media Korea Selatan.
Netizen Korea Selatan terkejut dan muak dengan berita tersebut, mencatat bagaimana impian kedua negara untuk bersatu kembali sekarang tidak realistis jika ada begitu banyak kebencian terhadap budaya Selatan di Utara.