Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dalam acara The Zach Sang Show, DPR Ian berbagi tentang berbagai topik termasuk pada masa ia menjadi bagian dari grup idola Kpop C-Clown dan perjuangannya dengan penyakit mental yang dimilikinya, serta bagaimana hal tersebut berdampak secara negatif (dan positif) pada musiknya.
DPR Ian aktif sebagai anggota dan leader C-Clown dari debut grup hingga pembubarannya di tahun 2015. Pria bernama lengkap Christian Yu itu mengatakan bahwa dia di-casting saat berada di jalan dan tidak tahu apa yang akan dia jalani pada saat itu, menggambarkan seluruh pengalamannya sebagai sebuah kontrak yang akan membuat hidupnya bukan lagi menjadi miliknya.
Setelah pembubaran grup, Ian mampu menjelajahi jalur baru, termasuk membuat film yang mengarah pada lahirnya DPR (Dream Perfect Regime) dan karir musik barunya.
Ketika ditanya tentang peran yang dimainkan musik dalam hidupnya, Ian mengaku sangat mencintai musik di masa remajanya, sesuatu yang dia gambarkan sebagai “membawanya melewati puncaknya.” Rapper kelahiran tahun 1990 itu kemudian menjelaskan bahwa dia didiagnosis dengan Bipolar tipe 1 di SMP setelah mengalami episode mania di kelas.
Orang dengan bipolar tipe 1 biasanya mengalami suatu episode mania (sangat bahagia) yang kemudian berubah atau diikuti dengan episode depresi (sangat sedih).
Butuh beberapa episode baginya untuk didiagnosis sebagai penderita bipolar tipe 1 dan sebagai bagian dari perawatannya, musik disarankan sebagai metode yang dapat menyalurkan perasaannya melalui kreativitas.
Dia juga membahas bagaimana suasana hatinya yang tidak stabil dapat berdampak negatif pada pekerjaan yang dia lakukan. Sebagai contoh, Ian mengatakan bahwa jika dia memulai sebuah proyek saat dia sedang merasa dalam puncak tertinggi dan mood-nya tiba-tiba turun sebelum selesai, dia tidak dapat mengerjakan proyek itu lagi sampai dia mencapai titik tertinggi lagi dalam siklusnya. Baru-baru ini, dia mengatakan bahwa dia sedang syuting dan tiba-tiba suasana hatinya berubah dengan cepat dan hal berikutnya yang dia tahu adalah dia berada di kamar mandi dan dikelilingi oleh pecahan kaca.
Dalam salah satu bagian wawancara, Ian mengakui bahwa dia sedang “menurun”, mengacu pada suasana hatinya yang turun dari perubahan suasana hatinya dan membuatnya jauh lebih lembut. Dia juga membahas bagaimana posisi terendah yang muncul dari perubahan suasana hatinya menghasilkan beberapa karya terbaiknya, dan bagaimana dia harus menghindari ketergantungan pada posisi terendahnya untuk berkreasi.
Menurut Ian, salah satu kelemahan dari proses ini adalah dia tidak dapat mendengarkan atau berhubungan dengan musiknya sendiri setelah musik itu dibuat karena dia terputus dari pengalaman yang menciptakan karya tersebut.
Terlepas dari perjuangan yang ditimbulkan saat proses penciptaan, Ian mencintai komunitas yang diciptakan oleh musiknya dan pria kelahiran Australia itu menyatakan bahwa dia akan terus melakukan apa yang dia sukai.