Re/Member adalah film horor Jepang yang rilis di Netflix 14 Februari lalu. Dengan genre horor/slasher, film ini senada dengan “Squid Game” dan Alice in “Borderland”. Ada misteri, ada kesadisan. Sehari setelah rilis, film ini sempat menduduki posisi nomor 3 trending di jajaran Top 10 film Netflix. Bergeser di akhir pekan ke nomor 4. Bagaiamana film ini bisa berada di jajaran 5 besar top trending?
Berbeda dengan “Squid Game”, meski sadis, tetapi memiliki cerita yang menarik dan bikin penasaran setiap episodenya. Sementara, Re/Member? Kita ulas sedikit, ya, dari cerita dan latar belakang film ini. Re/Member diangkat dari Manga Karada Sagashi karya Katsutoshi Murase dan Welzard. Mengisahkan siswi di sebuah sekolah bernama Asuka beserta lima kawannya yang terjebak dalam permaian maut sosok hantu si “Gadis Merah”.
Siapa “Gadis Merah”? Jadi, 30 tahun lalu, ada gadis berusia 8 tahun yang dimutilasi secara sadis di sebuah rumah. Rumah ini berdekatan dengan sekolah Asuka. Gadis Merah adalah korban mutilasi berdarah itu. Hantu Gadis Merah mencari tubuhnya yang tercecer dimana-mana. Caranya adalah dengan menjebak 6 siswa ini dalam permainan maut, memakan korban dengan cara yang sadis.
Pertama, untuk genre horor, anehnya film ini terasa agak membosankan di awal. Kedua, ada yang tidak masuk akal dalam cerita ini, di antaranya, kejadian pembunuhan gadis kecil itu sesungguhnya tidak terjadi di sekolah Asuka dkk, kenapa harus menghantui sekolah tersebut serta murid-muridnya di setiap generasi? Dan kenapa juga, tubuh-tubuh yang tercecer itu harus disatukan dalam peti mati di kapel sekolah?
Selanjutnya, penggalan kepala gadis merah ternyata ada di dalam bonekanya “Emily” yang dibawa kemana-mana sampai akhir hayat. Bonekanya ini, mendadak berubah menjadi monster yang memakan teman-teman Asuka. Mencoba mengemas cerita yang “out of the box” atau “wild” sah-sah saja. Tetapi, lebih enak kalau tetap “masuk akal”.
Re/Member terasa terlalu mengawang-ngawang dengan cara yang “dark” (sangat kelam). Potongan tubuh di setiap adegan, darah bermuncratan dimana-mana. Film ini semata-mata menjual kekerasan, kesadisan, tanpa cerita yang solid. Bahkan, rasa penasaran pun jadi tidak ada. Terlanjur ilfil, apalagi dengan boneka yang tiba-tiba jadi monster pemakan orang. IMDb memberi rating film ini 5/10 (5 dari 10). My DramaList memberi rating 7.4/10 (7.4 dari 10).
Saat menonton film ini, jadi bertanya-tanya, apakah orang masa kini sangat suka dengan kekerasan dan kesadisan seperti ini? Hingga menjadi jualan nomor satu Re/Member? Karena secara cerita, jujur, terasa lemah, tidak menarik.