Dirantai ke tempat tidur, dicukur bulunya setiap hari dan dipaksa berhubungan seks dengan laki-laki, begitulah cara hidup orangutan asal Kereng Pangi, Kalimantan Tengah, selama bertahun-tahun. Orang utan yang diberi nama Pony itu ditangkap dan diperlakukan seperti pelacur oleh penculiknya.
Pelanggan datang dan dengan uang sejumlah Rp 37 ribu, mereka dapat melakukan pelecehan seksual terhadap Pony si orangutan. Para lelaki itu kebanyakan adalah buruh tani yang datang dari pedesaan sekitar. Mereka meniduri Pony. Meski ada juga wanita yang diperbudak secara seksual di tempat itu, para pria lebih memilih primata tersebut.
Pony dipisahkan dari ibunya saat lahir dan, sebagai hewan yang sangat besar, dia selalu dirantai di rumah bordil. Beberapa wanita bertanggung jawab atas perawatannya, karena binatang itu takut pada pria.
Penyiksaan berlangsung selama bertahun-tahun sampai akhirnya Pony dibebaskan pada tahun 2003 oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF). Dalam misi penyelamatannya, mereka menemukan bahwa tubuh Pony telah dicukur dan ditutupi bekas gigitan nyamuk yang menyakitkan. Dia dirantai ke tempat tidur dan terus menerus disiksa dan diperkosa.
Bibir orangutan itu dipakaikan lipstik. Dia adalah seorang pelacur, diperkosa setiap hari di sebuah rumah bordil. Lebih dari 20 tahun telah berlalu sejak penyelamatannya.
Miris, karena butuh campur tangan angkatan bersenjata untuk membebaskannya. Pemiliknya keberatan karena Pony adalah ladang cuannya. Bahkan di kota tempatnya berada, Pony dianggap membawa keberuntungan.
Dia berusia sekitar tujuh tahun ketika dia diselamatkan. Setara – mengingat mereka hidup rata-rata 50 tahun – dengan manusia berusia antara 13 dan 14 tahun.
“Tidak ada yang tahu sudah berapa lama Pony berada di sana. Pemiliknya dengan tegas menolak menyerahkan orangutan itu. Baginya Pony adalah ATM dan sumber keberuntungan. Tidak mudah membebaskan Pony dari tempat mengerikan itu. Siapa pun yang mencoba melakukannya telah menghadapi pasukan penduduk setempat bersenjatakan pisau, siap bertarung untuk pemilik rumah, ”kenang anggota BOSF.
“Tubuhnya dipenuhi gigitan nyamuk. Dia tidak bisa berhenti menggaruk dan kulitnya mengalami beberapa infeksi. Dia telah menderita sepanjang hidupnya.”
Setelah diselamatkan, Pony dibawa ke pusat perlindungan hewan di Kalimantan. Kondisi Pony sangat memprihatinkan. Dia tidak mampu mengeksplorasi alam seperti memanjat dan tidak bisa mencari makan sendiri.
Selama masa rehabilitasinya, pria tidak boleh berada di dekatnya karena trauma yang dialaminya. Pony kini tumbuh sehat dan hidup bebas, berdampingan dengan orangutan lainnya.