Dua puluh lima tahun setelah perannya yang luar biasa dalam film LGBTQ klasik karya Wong Kar Wai, Happy Together, aktor Hong Kong dan bintang pop flamboyan yang mendahului masanya ini terus menginspirasi generasi seniman baru.
Hong Kong baru akan diserahkan kembali ke Tiongkok ketika film Happy Together karya Wong Kar Wai ditayangkan perdana di Festival Film Cannes pada Mei 1997. Pada saat itu, wartawan bertanya-tanya apakah film tersebut akan menjadi pernyataan sutradara hebat tentang transisi bersejarah, tetapi sebaliknya, dia membuat film tentang cinta gay yang penuh tidak keberuntungan di Argentina, dengan mengatakan, “Saya pikir cara terbaik untuk menghindari menjawab pertanyaan itu adalah pergi membuat film di luar negeri.”
Wong kemudian memenangkan penghargaan Sutradara Terbaik di Cannes melawan jajaran sutradara hebat lainnya, termasuk Ang Lee, Michael Haneke dan Wim Wenders.
Dua puluh lima tahun kemudian, Happy Together dikenang sebagai salah satu film LGBTQ terbesar sepanjang masa dalam gerakan new queer cinema yang diwarnai penampilan akting luar biasa oleh ikon queer Asia Leslie Cheung.
Sebelum Happy Together, di mana dia berperan sebagai playboy nakal penuh gelora yang terjebak dalam asmara yang buruk di Buenos Aires, Cheung terkenal karena peran-perannya dalam film aksi penting John Woo, A Better Tomorrow, dan romansa tragis Stanley Kwan, Rouge, yang memamerkan kepribadian gandanya sebagai pahlawan pemberani dan sensitif sekaligus diva androgini.
Akan tetapi Cheung juga mempertahankan kariernya sebagai bintang pop yang provokatif. Dia awalnya menjadi terkenal pada tahun 1977 setelah menjadi kontestan di acara TV Hong Kong Asian Amateur Singing Contest, dan memenangkan tempat kedua lewat lagu Don McLean American Pie.
Ketika profilnya sebagai penyanyi pop mulai menanjak, dia mulai berakting dalam peran yang sebagian besar ringan di film dan TV, sebelum akhirnya tampil sebagai pemeran utama di akhir tahun 80-an.
Coming out sebagai bagian dari kaum LGBTQ
Cheung coming out pada tahun 1997, setelah perilisan Happy Together, dan film itu tampaknya membuatnya lebih berani. Dalam salah satu adegan film yang paling berkesan, Cheung dan lawan mainnya Tony Leung menari tango di dapur umum yang kosong.
Pada pertunjukan tur Red di tahun 1997, sang bintang menampilkan adegan di dapur yang bermuatan seksual, dengan Cheung dan seorang penari laki-laki mengenakan tuksedo hitam berkilau, dimana tentu saja Cheung mengenakan sepatu hak berwarna merah.
Dia mendedikasikan sebuah lagu untuk pacarnya Daffy Tong, yang secara luas dipahami oleh para penggemarnya sebagai pernyataan tentang seksualitasnya.
Bagi yang belum paham, makna queer sendiri menggambarkan identitas seksual dan gender selain straight dan cisgender. Lesbian, gay, biseksual, dan transgender bisa diidentifikasi dengan kata queer, seperti dilansir dari Planned Parenthood.
Penampilan akting luar biasa dalam film ikonik LGBTQ Happy Together
Setelah karakter Ho Po Wing (Leslie Cheung) kehilangan kontak dengan Lai Yiu Fai (Tony Leung) di film Happy Together, dia kembali ke apartemen kecil seukuran kotak sepatu yang pernah mereka tempati bersama dan memutuskan untuk menyewanya.
Dalam adegan hening menjelang akhir film, pemirsa diajak menyelami tokoh Ho yang mempersiapkan apartemennya untuk kedatangan sosok yang tidak akan pernah datang, dengan membersihkan lantai seperti yang biasa dilakukan Lai untuknya, menimbun rokok yang biasa dibelikan Lai untuknya, dan dengan putus asa menunggu di dekat pintu. Pada akhirnya, dia memegang lampu air terjun Iguazu di tangannya, menggenggam apa yang seharusnya terjadi.
Adegan tersebut merefleksikan momen dalam film Greta Garbo Queen Christina (1933). Setelah menghabiskan malam bersama kekasihnya, Garbo tanpa kata berjalan melintasi ruangan seolah-olah dalam keadaan kesurupan, membelai setiap permukaan, mencoba menghafal dan menangkap setiap tekstur dan sensasi di dalam ruangan, tempat mereka bercinta. “Di masa depan, dalam ingatanku, aku akan banyak tinggal di ruangan ini,” katanya.
“Leslie secara alami memiliki (kualitas) feminin dan maskulin, belum lagi mistik penuh teka-teki yang begitu unik, saya pikir tidak ada bintang lain yang memiliki kualitas hampir sama dengannya,” kata pembuat film trans Filipina Isabel Sandoval, sebagaimana dilansir melalui GQ. “Saya pikir dia mirip sepert Garbo di era modern dalam ambiguitas seksualnya.” tambahnya lagi.
Pengaruh Leslie Cheung dan Happy Together Pada Generasi LGBTQ Asia
Pada tahun 1997, Wong mengatakan bahwa “Leslie dapat memberikan kesan lebih rapuh, tetapi, pada kenyataannya, dia adalah seseorang dengan tekad yang besar.” Cheung tidak selalu dielu-elukan pada masanya, tetapi tekad yang dibicarakan Wong membangkitkan seluruh generasi kreatif queer Asia.
“Pertama kali saya menyaksikan Happy Together, saya terkejut… Itu menunjukkan kepada saya bahwa dua orang pria juga dapat saling mencintai seperti yang lain,” kata Patrick Kuang Hui Liu, sutradara Taiwan dari film gay terkenal lainnya, Your Name Engraved Herein (2020), yang menjadi film queer pertama yang melampaui NT$100 juta (sekitar Rp 48,4 miliar) di box office Taiwan.
Ketika film Liu tayang di platform Netflix pada akhir tahun 2020, lebih dari beberapa pemirsa mencatat bahwa film itu memiliki kesamaan dengan Happy Together. Liu mengatakan dia memahami perbandingan itu tetapi menurutnya, “Saya tidak akan pernah berani bersaing dengan Happy Together karya Wong Kar Wai.”
Namun tetap saja Your Name Engraved Herein tampak mengacu pada film ikonik tersebut dan Cheung dengan cara tertentu. Di dinding kamar protagonis remaja A Han (Edwards Chen Hao Sen), penonton dapat melihat poster Cheung dan bintang pop Inggris George Michael dalam semua kejayaan akhir tahun 80-an. Keduanya merupakan pionir artis pop, yang memiliki pengaruh kuat pada komunitas gay di timur dan barat pada periode waktu yang sama,” kata Liu. “Poster-poster itu adalah penghormatan saya kepada dua seniman hebat yang mencerahkan saya selama masa kegelapan saya (ketika saya berjuang dengan seksualitas saya).”
Bagi Liu, Cheung mengilhami komunitas gay Asia hanya dengan eksistensinya. “Dia adalah satu-satunya megabintang queer yang terbuka di tahun 90-an,” katanya.
“Diteima oleh penggemarnya, karena karisma unik dan pencapaian artistiknya, dia benar-benat menunjukkan bahwa individu dengan kecenderungan gay bisa menjadi diri mereka sendiri dalam cara yang indah… Dia adalah sosok penting bagi saya dan lingkaran pertemanan gay saya. Dia menunjukkan kepada kami sebuah hikmah. Kami berharap untuk keluar dan bangga tetapi kami belum siap untuk bertarung di dunia nyata.” Tambahnya lagi.
Pada 2019, Sandoval menjadi wanita trans kulit berwarna pertama yang menyutradarai (dan membintangi) sebuah film yang bersaing di Festival Film Venesia, lewat film thriller sensual yang bertema keadilan sosial berjudul Lingua Franca. Sandoval mengatakan dia menemukan inspirasi dalam penolakan Cheung untuk menyesuaikan diri dengan norma gender.
“Saya suka bahwa Leslie memeluk dan menikmati ‘sisi anehnya’ dengan tepat untuk dimanifestasikan dalam hal yang membuatnya terlihat seksi, menawan dan tunggal,” katanya kepada GQ.
“Dia tidak takut, dia tidak peduli apa yang Anda pikirkan, dan dia tidak hanya akan cocok dengan nyaman ke dalam kotak kecil yang rapi untuk menyenangkan Anda.” jelasnya lagi.