Demam berdarah tentunya sudah tidak asing di telinga kita, apalagi di Indonesia dengan tingkat prevalensi demam berdarah yang cukup tinggi. Aedes aegypti adalah nyamuk demam berdarah yaitu nyamuk yang dikenal membawa penyakit demam berdarah dengue. Center for Disease Control (CDC) melaporkan bahwa demam berdarah kini menjadi epidemi di berbagai Negara baik Negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Di tengah masa pandemi dan memasuki musim hujan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai meningkat lagi. Laporan Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD mencapai lebih dari 700 ribu kasus. Pemerintah meminta masyarakat waspada ancaman DBD di saat masih melawan COVID-19.
Ciri-ciri gejala DBD tidak langsung muncul, seseorang baru merasakan gejala pada 4 hingga 10 hari setelah digigit nyamuk bervirus dengue. Gejala paling umum yaitu demam tinggi hingga 40 derajat celcius. Bintik-bintik merah yang muncul di permukaan kulit merupakan tanda terjadinya pendarahan pada kulit akibat penurunan trombosit. DBD bisa berkembang menjadi kondisi berat dan merupakan kegawatan, yang disebut dengan dengue shock, atau DSS (dengue shock syndrome)
Perlu diwaspadai apabila muncul gejala berupa muntah, nyeri perut, perubahan suhu tubuh dari demam menjadi dingin atau hipotermia, dan melambatnya denyut jantung, hal ini dapat menyebabkan kematian ketika penderitanya mengalami syok karena perdarahan. Sampai saat ini belum ada obat spesifik untuk melawan atau menyembuhkan DBD. Pemberian obat hanya ditujukan untuk mengurangi gejalanya, misalnya demam, nyerinya, serta mencegah komplikasi. Selain itu, penderita DBD dianjurkan untuk banyak istirahat dan cukup minum agar tidak mengalami dehidrasi.
Mari lindungi diri kita, lindungi keluarga, mulai dari rumah untuk melawan mencegah DBD dengan langkah yang mudah diikuti oleh para moms dan dads berikut ini:
1. Disarankan untuk tidak membiarkan berbagai wadah tergenang air diam (tidak mengalir). Bersihkan berbagai wadah yang memungkinkan tergenang air (pot-pot, ember, dll), ganti air di dalam bak mandi secara rutin. Jika air di dalam wadah memang harus tergenang dalam waktu lama, siapkan penutup yang rapat di bagian atasnya. Nyamuk Aedes aegypti dikenal melakukan aktivitas menggigit manusia pada siang hari dan tempat berkembang biak paling umum adalah wadah-wadah buatan manusia itu sendiri
2. Balikkan wadah-wadah kosong yang mampu menampung air sehingga mencegah kemungkinan untuk menampung air tak terpakai.
3. Gunakan obat nyamuk oles yang aman untuk kulit atau semprot, baik di siang hari maupun malam hari.
4. Pastikan jendela dan pintu tidak memiliki lubang kecil sehingga memberi jalan masuk bagi nyamuk. Pastikan pula ventilasi udara memiliki penyaring untuk mencegahnya masuk.
5. Kalau ada orang di rumah yang sudah terjangkit penyakit DBD ini, segeralah menutup berbagai kemungkinan untuk terjadinya gigitan kedua, baik pada diri si penderita maupun bagi yang lain yang belum tergigit.
6. Jika memungkinkan, upayakan ada jaring anti nyamuk (kelambu) di tempat tidur.
7. Tutup tempat sampah jika sedang tidak digunakan. Tempat seperti ini menjadi tempat sembunyi favorit untuk nyamuk dan beberapa jenis serangga lainnya.
8. Cara alami untuk menjauhkan nyamuk adalah dengan meletakkan tanaman tulsi/tulasi di dekat jendela-jendela rumah. Tanaman ini memiliki beberapa sifat yang mampu mencegah nyamuk berkembang biak
9. Kamper atau kapur barus juga merupakan cara ampuh untuk menjauhkan nyamuk. Bakar kapur barus di pada tunggu di sebuah ruangan dan tutup jendela serta pintu selama kurang lebih 15 menit. Setelah itu ruangan akan terbebas dari nyamuk.