Semakin banyak webtoon populer yang diadaptasi menjadi serial drama, memindahkan alur cerita kreatif dan basis penggemar yang kuat ke media yang berbeda.
Mungkin masih ada yang belum bisa membedakan, apa sih bedanya webtoon dengan manga atau komik yang berasal dari Jepang. Manga adalah penyebutan untuk berbagai macam buku komik dan novel grafis yang awalnya diproduksi dan diterbitkan di Jepang. Manga berwarna hitam putih dan di baca dari kanan ke kiri. Cetakan berwarna biasanya hanya untuk edisi khusus.
Sedangkan webtoon, terbentuk dari 2 kata yaitu web dan kartun, atau bisa juga disebut sebagai komik daring. Webtoon pertama kali muncul di Korea pada awal 2000-an, yang awalnya digunakan sebagai sarana untuk menarik pembaca komik ke situs portal yang mendigitalisasi komik kertas.
Platform webtoon pertama kali dibuat oleh portal Daum pada tahun 2003 dan kemudian diikuti oleh Naver pada tahun 2004. Kedua portal tersebut menjadi pemimpin pasar sejak saat itu. Sejak bulan Juli 2014, Naver menerbitkan 520 webtoon dan meluncurkan lini khususnya dengan menggunakan nama LINE Webtoon, sementara Daum menerbitkan 434 webtoon, sebagaimana dikutip melalui laman Wikipedia.
Daum Webtoon dan Naver Webtoon terus merilis cerita berdasarkan pada jadwal yang ditetapkan dari seniman webtoon berlisensi dan kedua platform tersebut memungkinkan penggemar untuk membaca komik baru dan beragam setiap hari secara gratis, walaupun harus menunggu cukup lama, biasanya setiap minggu untuk bisa membaca 1 episode terbaru. Namun, bagi kaum sultan yang tidak sabar menunggu, bisa mendapatkan akses yang lebih cepat untuk membaca episode webtoon paling update, dengan membeli koin.
Bagi mereka yang belum pernah membaca webtoon, tidak ada salahnya untuk mencoba. Tenang saja, kalian bisa mendapatkan beberapa episode awal secara gratis lalu menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan episode terbarunya. Kalau mau lebih cepat, kalian bisa membeli koin tentunya.
Banyak webtoon yang sudah diadaptasi ke dalam drakor. Beberapa diantaranya adalah Orange Marmalade, Cheese in the Trap, What’s Wrong with Secretary Kim, My ID is Gangnam Beauty, Nevertheless, dan masih banyak lagi.
Sekarang kita akan membahas 2 adaptasi webtoon terbaru. Yang pertama baru saja tayang di saluran online streaming iQiYi, Yumi’s Cells, dan yang kedua segera tayang di Netflix, dengan judul Hellbound.
Yumi’s Cells
Yumi’s Cells, ditulis dan digambar oleh Lee Dong Gun, merupakan sebuah webtoon yang sangat populer dengan jumlah 512 episode. Setelah episode terakhir disajikan di platform webtoon Naver pada 7 November tahun lalu, webtoon tersebut memiliki akumulasi lebih dari 3,4 miliar pembaca.
Serial ini bercerita tentang seorang pekerja kantoran bernama Yumi yang harus membuat keputusan setiap hari dalam kehidupannya, baik yang terkait pekerjaan atau pun hubungan percintaan. Di dalam otaknya terdapat 200 sel berbeda dan sangat rumit. Lee Dong Gun menggambarkan sel – sel ini dalam bentuk manusia yang imut dan lucu dimana mereka saling berinteraksi satu sama lain. Sebagai hasil dari interaksi mereka, Yumi akan membuat pilihan yang berbeda dalam setiap jengkal kehidupannya.
Webtoon ini sangat populer terutama di kalangan orang Korea berusia 20-an dan 30-an, yang merasa terhubung dengan perjuangan Yumi di berbagai tahap kehidupan.
Berkat popularitasnya, Yumi’s Cells dituangkan ke dalam sebuah adaptasi oleh tvN dan tayang perdana Jumat (17/9). Kim Go Eun, yang terkenal lewat serial drama hit Guardian: The Lonely and Great God memainkan karakter Yumi, sementara sel – sel Yumi disajikan dalam bentuk karakter animasi, yang mengingatkan pada film kartun Inside Out.
Hellbound
Serial Netflix yang segera tayang, Hellbound, juga dibuat berdasarkan webtoon dengan judul yang sama yang ditulis oleh Yeon Sang Ho dan diilustrasikan oleh Choi Kyu Seok.
Webtoon aslinya menceritakan kisah unik tentang peristiwa supernatural di mana orang-orang secara acak tiba-tiba dikutuk ke neraka. Di tengah kekacauan tersebut, muncul sebuah organisasi keagamaan bernama Geraja Kebenaran Baru yang memuja fenomena supernatural, dan pengikutnya meningkat drastis. Mencoba untuk menemukan kebenaran di balik kejadian aneh, para tokoh utama film ini menyamar masuk ke dalam organisasi keagamaan itu.
Serial drama ini sangat dinantikan karena disutradarai oleh penulis aslinya Yeon Sang Ho, yang juga menyutradarai Train to Busan dan penulis film yang mengambil inspirasi dari praktek perdukunan Indonesia, The Cursed: Dead’s Man Prey. Yoo Ah In, Park Jeong Min dan Kim Hyun Joo menjadi bintang drama yang dari synopsis ceritanya saja sudah bikin merinding.
Serial ini telah diundang untuk menayangkan episode-episode tertentu di 3 festival film internasional tahun ini, yaitu Festival Film Internasional Toronto ke-46, Festival Film Internasional Busan ke-26 dan Festival Film BFI London ke-65.