Kasus video ciuman eks anggota JKT’ 48 Zara Adhisty, jadi buah bibir dan trending topic sejak Jumat (30/7). Video viral ini mempertontonkan Zara dicium penuh napsu oleh Okin—mantan suami selebgram Rachel Venya. Ini adalah kasus video kedua Zara yang jadi sorotan.
Jadi bahan perbincangan netizen, mengingat usia Zara masih 18 tahun, tapi sudah seberani itu. Menjalin hubungan dengan bapak beranak dua pula. Tak hanya ciuman “hot”, video tersebut juga mempertontonkan mereka ada di sebuah kamar. Padahal bukan suami istri. Banyak netizen menyorot, dan mempertanyakan, “Sudah tidur bareng?”.
Video ini sontak jadi viral di jagat maya. Hampir sejagat raya Indonesia membicarakannya. Di mana pun video ini diposting, baik di Instagram, YouTube, Twitter, dll, perhatikan kolom komentar. Kata-kata sadis meluncur. Ada juga, yang uniknya malah setengah curhat di kolom komentar.
“Gue umur udah mendekati 21, masih megang rekor enggak pernah pacaran, anjir. Lah, ini udah main sama bapak 2 anak pas masih 18 tahun. Parah, parah. Bocil sekarang udah pada cepet gede. Syok dengarnya,” tulis salah satu netizen di akun YouTube.
Tak lama berselang, akun Instagram kakaknya Zara, dan ibunya diserbu netizen +62.
Ibu dan kakaknya jadi ikut dihakimi. Seolah enggak puas menghujat Zara, keluarganya pun ikut dihakimi. Pada Sabtu (31/7) melalui Stories Instagram, Ibunya sampai membuat pembelaan. “Biar bagaimanapun, dia anak saya,” ucap sang ibu. Ini disambut nyinyiran netizen lagi, “Ya, iyalah, semua ibu pasti belain anaknya, mau kayak gimana juga anaknya.”
Kakaknya, Hasyakyla juga memposting reaksinya atas kasus ini. Lebih cuek dan apa adanya. “Satu kali khilaf. Dua kali kayaknya tolol. Capek kena imbasnya. Sorry nih meh, bukannya mulut gue lemes,” ucap Hasyakyla.
Dari antara sekian komentar yang mengalir di seluruh penjuru sosial media, kami menemukan satu komentar, yang agak masuk akal kenapa Zara dihujat bertubi-tubi. Padahal mungkin, enggak cuma Zara satu-satunya perempuan yang tinggal di Indonesia ini yang sudah mengenal ciuman di usia 18 tahun. Coba deh, kalau mau jujur. Apesnya, Zara artis saja. Kalau bukan artis, sih, adem ayem saja. Enggak ada yang tahu! “Close Friendnya”-nya enggak ada yang iseng menyebar—dengan beragam motivasi.
“Gue ciuman kok enggak diramein kayak gini? Gue bukan artis aja. Coba gue artis, apa akan heboh kayak gini juga melihat gue ciuman?” tulis netizen tersebut.
Kurang senonoh, ya, video ini mungkin kurang senonoh karena tersiar tidak pada tempatnya. Seandainya aksi intim ini tidak tersebar luas atau jadi konsumsi publik mungkin tidak akan jadi masalah. Masalahnya, karena dia artis—yang notabene harusnya jadi panutan.
Kedua, soal hubungan intim sebelum menikah, ya ini memang menyalahi norma. Kita masih di Indonesia. Bukan di negara barat. Apalagi ketahuan, ya berhubungan intim tapi bukan suami-istri. Cuma, apa ini urusan kita untuk memaki-maki? Ini bukannya saya membela, ya. Hanya sekedar mengajak untuk merenungkan atau merefleksikan kembali. Apakah kita sudah benar atau sempurna?
Adakah dari yang menghakimi, menghujat ini sama sekali tidak pernah ciuman? Atau, yakinkah, kita yang belum menikah ini tidak melakukan hubungan intim dengan pacar? Sebagian saya percaya, masih menjaga kesuciannya di zaman ini. Tapi saya juga tahu, banyak juga, yang sudah melakukan hubungan intim di masa pacaran. Bedanya, mungkin bukan publik figur saja, dan tidak merekam maupun memposting aktivitas intimnya, sampai tersebar. Bagaimana kalau suatu hari, anak kita, atau saudara kita yang apes tersebar seperti ini?
Berkomentar boleh. Tapi, rasanya cukup pada koridornya. Bahwa perilaku mereka kurang senonoh dan tidak pada tempatnya, ya memang iya. Tapi haruskah sampai mengganggu dan meresahkan hidup orang lain? Sampai keluarganya ikut diajarin, dipojokkan. Berbondong-bondong sejagat raya menghakimi, layaknya dia penista? Apa benar itu tugas kita untuk menghakimi? Akun Instagram Zara Adhisty, hari ini pun hilang. Tak lagi aktif. Mungkin salah satu efek banjir komentar pedas dari segala sisi. Lalu, kita berharap dia bertobat? Siapakah kita ini?